Judul: PEMANFAATAN MEDIA DALAM MENUNJANG  KEMAHIRAN MENULIS BAHASA ARAB SISWA KELAS MADRASAH IBTIDAIYAH Bahan ini cocok  untuk Perguruan Tinggi bagian BAHASA / LANGUAGES. Nama & E-mail  (Penulis): Mohammad Ahsanuddin, S.Pd  Saya Dosen di Jurusan Sastra Arab Universitas Negeri Malang Topik: Media  Pembelajaran Tanggal: 25 Januari 2006
 
 PEMANFAATAN MEDIA DALAM MENUNJANG KEMAHIRAN MENULIS BAHASA  ARAB SISWA KELAS MADRASAH IBTIDAIYAH
  PENDAHULUAN 
  Pengajaran bahasa Arab untuk Madrasah Ibtidaiyah sebagaimana yang  tercantum dalam kurikulum tahun 1994 adalah suatu proses kegiatan yang diarahkan  untuk mendorong, membimbing, mengembangkan dan membina kemampuan berbahasa Arab  fusha baik aktif maupun pasif serta menumbuhkan sikap positif terhadap bahasa  itu. Kemampuan berbahasa Arab dan sikap terhadap bahasa itu adalah sangat  penting dalam rangka memahami ajaran Islam dari sumber aslinya baik Alqur'an dan  Hadits maupun kitab-kitab berbahasa Arab yang berkenaan dengan Islam. 
  Dalam kurikulum di atas dipaparkan bahwa bahasa Arab yang diajarkan  di Madrasah Ibtidiyah berfungsi sebagai bahasa agama dan ilmu pengetahuan di  samping sebagai alat komunikasi. Oleh karena itu pelajaran bahasa Arab di  Madrasah Ibtidaiyah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari mata pelajaran  Pendidikan Agama keseluruhan. Walaupun demikian, pengajaran bahasa Arab di  Madrasah Ibtidaliyah harus tetap berpedoman kepada prinsip-prinsip pengajaran  bahasa asing pada umumnya.
  Secara implisit disebutkan bahwa tujuan  pengajaran bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyah adalah agar murid dapat menguasai  secara aktif perbendaharaan kata Arab fusha sebanyak 300 kata dan ungkapan dalam  bentuk dan pola kalimat dasar dengan demikian murid diharapkan dapat mengadakan  komunikasi sederhana dalam bahasa Arab dan dapat memahami bacaan-bacan sederhana  dalam teks itu (Depag RI, 1994).
  Dalam pengajaran bahasa dikenal ada  empat keterampilan/kemahiran berbahasa yaitu keterampilan menyimak, keterampilan  berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Keempat keterampilan  berbahasa ini hendaknya diajarkan kepada siswa dengan cara yang bermacam-macam,  bervariasi agar siswa tidak jenuh dan monoton terhadap apa yang mereka terima  dari guru. Menurut Tarigan (1986: 38) syarat minimal yang harus dipenuhi oleh  guru keterampilan berbahasa ialah penguasaan materi tentang keterampilan  berbahasa serta dapat mengajarkannya kepada siswa.
  Di samping kuat dalam  penguasaan materi pelajaran, guru juga harus kaya pengalaman dengan  beraneka-ragam, metode pengajaran atau teknik pengajaran. Guru keterampilan  berbahasa harus mahir dan kaya pengalaman dengan teknik pengajaran keterampilan  berbahasa.
  Kemahiran menulis dalam bahasa Arab (kitabah) membutuhkan  banyak latihan, mulai dari menulis huruf, menyambung huruf dan mengarang.  Menurut Lubis (2002: 2) mengajarkan bahasa Arab anak-anak usia SD/MI diperlukan  upaya yang sangat besar dari seorang guru serta dibutuhkan pula variasi, cara  dan media pengajaran. Kendala yang dihadapi perlu diatasi dengan seksama  mengingat tingkat pemahaman anak yang berbeda. Di usia ini para siswa masih  membutuhkan pengenalan tentang apa itu membaca dan kegunaannya, pengenalan  terhadap kosa kata baru dan membiasakan diri untuk mengutarakan keinginan. Untuk  itu, guru dan tenaga pendidik di lingkungan sekolah mengupayakan kondisi yang  kondusif untuk memperkenalkan dan menggunakan bahasa asing di kelas dan sekolah. 
  Dalam mencapai tujuan tersebut, Madrasah Ibtidaiyah menghadapi  permasalahan-permasalah serius dan kompleks. Diantara permasalahan itu adalah  faktor guru yang tidak profesional dan materi yang kurang memadai. Dari faktor  guru, temuan penelitian Masyruhah (2001) menunjukkan tidak ada satupun guru  bahasa Arab di MI se-kecamatan Sugio kabupaten Lamongan yang berlatar belakang  pendidikan guru bahasa Arab. Sedangkan dari faktor materi, kajian Asrori (2001)  terhadap empat macam buku teks yang diberlakukan menunjukkan bahwa keempatnya  mengalami kelemahan-kelemahan yang serius. Kelemahan-kelemahan itu meliputi (1)  isi tidak sesuai dengan kurikulum, (2) kalimat tidak kontekstual, (3) over  kaidah, (4) sekedar memenuhi pola struktur, (5) tidak bergambar, (6) mengenalkan  istilah gramatika, (7) menggunakan penerjemahan sebagai model.
  Melihat  kenyataan di atas, perlu kiranya seorang guru untuk menggunakan media pengajaran  sebagai alat untuk meminimalisir kesulitan yang dihadapi oleh murid.  Perkembangan yang begitu pesat dan semakin modern makin mempermudah bagi seorang  pendidik untuk memanfaatkan berbagai macam medi yang ada.
  MEDIA  PENGAJARAN DAN MACAMNYA
  Banyak sekali pengertian media pembelajaran  yang diungkapkan oleh para tokoh, tapi menurut terminology kata media berasal  daribahasa latin "medium" yang artinya perantara, sedangkan dalam bahasa arab  media berasal dari kata wasaaila artinya pengantar pesan dari pengirim kepada  penerima pesan.
  Adapun penjabaran tokoh-tokoh tentang pengertian  media pembelajaran antara lain:
  1. Menurut Berlach dan Ely (1971)  mengemukakan bahwa media dalam proses pembelajaran cenderung diartikan alat-alat  grafis, fotografis atau elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun  kembali informasi dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
  2.  Menurut Heinich, dkk 1985 Media pembelajaran adalah media-media yang membawa  pesan-pesan atau informasi yang bertujuan pembelajaran atau mengandung  maksud-maksud pembelajaran.
  3. Media Martin dan Briggs 1986 mengemukakan  bahwa media pembelajaran mencakup semua sumber yang diperlukan untuk melakukan  komunikasi dengan si-belajar. Hal ini bisa berupa perangkat keras dan perangkat  lunak yang digunakan pada perangkat keras.
  4. Menurut H Malik 1994 media  pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan  (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran dan  perasaan si belajar dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran  tertentu.
  Dari pengertian di atas, dapat diambil kesempatan ciri-ciri  media pembelajaran diantaranya:
  1. Penggunaanya dikhususkan atau  dialokasikan pada kepentingannya,
  2. Merupakan alat untuk menjelaskan  apa yang ada dibuku pelajaran baik berupa kata-kata simbol atau bahkan  angka-angka,
  3. Media pembelajaran bukan hasil kesenian,
  4.  Pemanfaatan media pembelajaran tidak sebatas pada suatu keilmuwan tertentu tapi  digunakan pada seluruh keilmuwan.
  Macam-macam media yang digunakan.  Secara umum media pengajaran bahasa dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu media  pandang (visual aids), media dengar (audio aids) dan media dengar-pandang  (audio-visual aids). Media pandang dapat berupa benda-benda alamiah, orang dan  kejadian; tiruan benda-benda alamiah, orang dan kejadian; dan gambar benda-benda  alamiah, orang dan kejadian (Effendi, 1984).
  Benda-benda alamiah yang  dapat dihadirkan dengan mudah ke sekolah atau dapat ditunjuk langsung merupakan  media pandang yang cukup efektif untuk digunakan, misalnya alat-alat sekolah,  alat olah raga, dan benda-benda disekitar sekolah. Jika benda alamiah tidak  mungkin dihadirkan, maka dapat diganti dengan tiruannya yang sekarang ini cukup  mudah didapatkan, misalnya buah-buahan dari plastik, mobil-mobilan, perkakas  rumah tangga, dan sebagainya. Jika tiruan benda alamiah itu pun tidak ada, maka  dapat diganti dengan gambar, baik gambar sederhana maupun gambar hasil peralatan  mutakhir. Media pandang lainnya adalah kartu dengan segala bentuknya, papan  flanel, papan magnet, papan saku, dan lain sebagainya.
  Dalam konteks  pembelajaran ALA, benda-benda tiruan dan gambar merupakan media yang cukup  efektif untuk digunakan, terutama untuk pengenalan mufradat dan pola kalimat.  Benda-benda dan gambar itu dapat diletakkan di sudut-sudut ruangan atau ditempel  di dinding sebagai pajanan. Jika anak telah dapat membaca, di bawah setiap  gambar atau barang tiruan itu dapat disertakan namanya dengan bahasa Arab. 
  Media dengar yang dapat digunakan untukr pengajaran bahasa antara lain  radio, tape rekorder, dan laboratorium bahasa (yang sederhana). Untuk  pembelajaran ALA, radio tampaknya kurang cocok, karena pemancar radio yang  siarannya berbahasa Arab umumnya radio dari negara Timur Tengah yang program dan  isinya tidak cocok untuk dikonsumsi anak-anak Indonesia. Tape recorder untuk  media dengar merupakan pilihan yang cukup tepat untuk pengajaran bahasa,  termasuk ALA, karena dengan alat ini dapat diputar kaset-kaset rekaman sesuai  yang kita inginkan, seperti lagu-lagu berbahasa Arab untuk anak. Namun, kendala  dari pemakaian tape recorder adalah minimnya kaset-kaset rekaman siap pakai yang  dirancang khusus untuk pengajaran ALA. Kendala ini sekaligus merupakan tantangan  bagi para pakar dan praktisi pengajaran bahasa Arab.
  Penggunaan  laboratorium bahasa sebagai alat bantu pengajaran bahasa telah diakui  efektifitasnya oleh para pakar pengajaran bahasa. Akan tetapi, untuk  sekolah¬-sekolah di Indonesia pada umumnya, terutama di wilayah kabupaten,  peralatan ini sering kali hanya merupakan angan-angan yang sulit dicapai karena  harganya yang relatif tinggi.
  Media pengajaran bahasa yang paling  lengkap adalah media dengar pandang, karena dengan media ini terjadi proses  saling membantu antara indra dengar dan indra pandang. Yang termasuk jenis media  ini adalah televisi, VCD, komputer dan Laboratorium Bahasa yang mutakhir. Dengan  televisi yang menggunakan parabola dapat diakses siaran berbahasa Arab dari  berbagai negara, seperti Arab Saudi, Emirat Arab, Kuwait, Irak, dan Pakistan.  Siaran itu kemudian dapat direkam dengan menggunakan CD Writer sehinga dapat  diputar berulang kali sebagai alat peraga.
  VCD juga merupakan media  pengajaran bahasa yang cukup efektif digunakan. Alat ini mirip dengan tape  recorder hanya lebih lengkap. Tape recorder hanya didengar, sementara VCD  didengar dan dilihat. Saat ini telah banyak program-program pengajaran bahasa  Arab yang dikemas dalam bentuk CD, namun untuk mengoperasikannya tidak cukup  dengan VCD tetapi dengan komputer yang dilengkapi dengan multimedia. Dalam  konteks pengajaran ALA, telah banyak program pengajaran ALA yang dikemas dalam  bentuk CD, misalnya: Alif-Ba-Ta, Al-Qamus al-mushowwar li As-Shigar, Bustan  Ar-Raudloh, Juha 1-2, Jism al-Insan, Hadiqah al-Arqam, Masrahiyah al-Huruf  al-Arabiyah, Ta'lim al-Lughah al-Arabiyah, 'Alam al-Tajarub li as-Sigar, Jazirah  al-Barka:n, dan Mausuah al-Musabaqah wa al-Algha:z serta masih banyak lagi  (Kholisin, 2002).
  DAFTAR PUSTAKA
  Asrori, Imam. 2001.  Konsepsi Kurikulum Tentang Pengajaran BA di MI dan Kelemahan Pengembangannya  Dalam Buku Teks. Makalah disajikan pada PINBA II di UGM Yogyakarta, 20-21 Juli  2001.
  Depag. 1993. Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) Kurikulum  Madrasah Ibtidaiyah Mata Pelajaran Bahasa Arab. Jakarta: Dirjen Binbaga Islam. 
  Effendy, A. Fuad. 1984.
  Kholisin, 2002. Makalah disajikan pada  Lokakarya Strategi Pembelajaran Bahasa Arab untuk Anak di Jurusan Sastra Arab FS  UM, 12-13 Juli.
  Lubis, Amany. 2002. Pengajaran Bahasa Arab untuk  anak-anak (Tadris Al-Arabiyah Lil-Atfal). Makalah disajikan pada Lokakarya  Strategi Pembelajaran Bahasa Arab untuk Anak di Jurusan Sastra Arab FS UM, 12-13  Juli.
  Masyruhah, A. 2002. Pengajaran Bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyah  Se Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan. Skripsi tidak dipublikasikan. Malang:  Universitas Negeri Malang.   | 
No comments:
Post a Comment