A.    Tujuan:
·         Mendeskripsikan beberapa model pembelajaran yang dapat  diterapkan pada pembelajaran di kelas.
· Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan langkah-langkah  pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran tertentu.
· Menerapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan model  pembelajaran tertentu pada pembelajaran nyata baik dengan dengan teman  sejawat (peer teaching)maupun pembelajaran pada siswa di kelas (real  teaching)
B.     Materi
Pendahuluan
Diberlakukannya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) menuntut para guru  untuk menyelenggarakan pembelajaran yang bervariasi di kelas. Hal ini  dapat tercipta jika para guru menguasai beberapa model pembelajaran baik  secara teoritis maupun dari segi praktis. Adanya pembelajaran yang  bervariasi diharapkan dapat lebih membangkitkan semangat dan aktivitas  siswa dalam belajar, supaya kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum  dapat dicapai oleh siswa.
Pada modul ini akan diberikan uraian singkat tentang beberapa  model-model pembelajaran yang dapat diterapkan pada pembelajaran di  kelas. Model-model pembelajaran tersebut meliputi Pengajaran Langsung  (DI= Direct Instruction), Pembelajaran Kooperatif (cooperative learning)  dan Pengajaran Berdasarkan Masalah (PBI=Problem Base Instruction) serta  inkuiri atau belajar melalui penemuan.
Pada modul ini juga diberikan contoh-contoh Rencana Pelaksanaan  Pembelajaran (RPP) yang menerapkan keempat model pembelajaran tersebut  di atas. Hal ini dimaksudkan untuk memberi contoh kepada para guru dalam  mengembangkan RPP di sekolah masing-masing dengan menerapkan model  pembelajaran tertentu.
Pengajaran Langsung
Pengajaran langsung banyak diilhami oleh teori belajar sosial yang juga  sering disebut belajar melalui observasi. Dalam bukunya Arends  menyebutnya sebagai teori pemodelan tingkah laku. Tokoh lain yang  menyumbang dasar pengembangan model pengajaran langsung John Dolard dan  Neal Miller serta Albert Bandura yang mempercayai bahwa sebagian besar  manusia belajar melalui pengamatan secara selektif dan mengingat tingkah  laku orang lain.
Pemikiran mendasar dari model pengajaran langsung adalah bahwa siswa  belajar dengan mengamati secara selektif, mengingat dan menirukan  tingkah laku gurunya. Atas dasar pemikirian tersebut hal penting yang  harus diingat dalam menerapkan model pengajaran langsung adalah  menghindari menyampaikan pengetahuan yang terlalu kompleks.
Para pakar pada umumnya membedakan pengetahuan menjadi dua yaitu,  pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural. Pengetahuan  deklaratif adalah pengetahuan tentang sesuatu. Sedangkan pengetahuan  prosedural adalah pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu.  Supaya ungkapan tentang pengetahuan deklaratif dan prosedural lebih  jelas marilah kita amati sebuah neraca. Neraca apapun pasti tersusun  atas bagian-bagian yang menyusunnya. Bagian-bagian tersebut meliputi  dasar atau kaki neraca, lengan neraca, piring neraca dan bagian-bagian  lain. Masing-masing bagian tersebut mempunyiai fungsi tertentu, yang  pada akhirnya mendukung fungsi neraca tersebut. Pengetahuan tentang  bagian-bagian neraca dan fungsi masing-masing bagian tersebut merupakan  pengetahuan deklaratif.
Neraca digunakan dengan prosedur atau langkah-langkah yang tepat, supaya  memberikan hasil yang akurat. Pada langkah awal menggunakan neraca kita  harus ”mengenolkan” neraca tersebut, atau menyeimbangkan lengan neraca  secara tepat. Langkah selanjutnya adalah meletakkan anak timbangan yang  massanya kita prediksi hampir sama dengan massa benda yang kita timbang.  Selanjutnya kita meletakkan benda dan menemukan massa benda yang kita  timbang tersebut. Langka-langkah dalam menggunakan neraca tersebut  merupakan pengetahuan prosedural. Dalam menerapkan model pengajaran  langsung hendaknya kita menyederhanakan baik pengetahuan deklaratif  maupun pengetahuan prosedural yang akan kita sampaikan kepada siswa.
Pengajaran langsung dicirikan oleh sintaks tertentu. Pada Tabel 1  berikut ini akan diberikan sintaks model pengajaran langsung dan peran  yang dijalankan oleh guru pada tiap-tiap sintaks
Tabel 1. Sintaks Model Pengajaran Langsung
Fase
Peran Guru
1. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa.
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, informasi latar belakang  pelajaran, pentingnya pelajaran, mempersiapkan siswa untuk belajar.
2. Mendemonstrasikan keterampilan (pengetahuan prosedural) atau  mempresentasikan pengetahuan (deklaratif)
Guru mendemonstrasikan keterampilan dengan benar, atau menyajikan  informasi tahap demi tahap.
3. Membimbing pelatihan
Guru merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan
4. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
Guru mengecek apakah  siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik,  memberi umpan balik.
5. memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan
Guru mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan  perhatian khusus pada penerapan kepada situasi lebih kompleks dan  kehidupan sehari-hari.
Demikianlah uraian singkat tentang pengajaran langsung yang cocok untuk diterapkan dalam mengajarkan prosedur kerja tertentu, langkah-langkah penggunaan alat tertentu atau materi-materi pelajaran yang sederhana dan tidak terlalu kompleks.
Pembelajaran Kooperatif
Pakar-pakar yang memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan model  pembelajaran kooperatif adalah John Dewey dan Herbert Thelan. Menurut  Dewey kelas seharusnya merupakan cerminan masyarakat yang lebih besar.  Thelan telah mengembangkan prosedur yang tepat untuk membantu para siswa  bekerja secara berkelompok. Tokoh lain adalah ahli sosiologi Gordon  Alport yang mengingatkan kerja sama dan bekerja dalam kelompok akan  memberikan hasil lebih baik. Shlomo Sharan mengilhami peminat model  pembelajaran kooperatif untuk membuat setting kelas dan proses  pengajaran yang memenuhi tiga kondisi yaitu (a) adanya kontak langsung,  (b) sama-sama berperan serta dalam kerja kelompok dan (c) adanya  persetujuan antar anggota dalam kelompok tentang setting kooperatif  tersebut.
Hal yang penting dala model pembelajaran kooperatif adalah bahwa siswa  dapat belajar dengan cara bekerja sama dengan teman. Bahwa teman yang  lebih mampu dapat menolong teman yang lemah. Dan setiap anggota kelompok  tetap memberi sumbangan pada prestasi kelompok. Para siswa juga  mendapat kesempatan untuk bersosialisasi.
Terdapat beberapa tipe model pembelajaran kooperatif seperti tipe STAD  (Student Teams Achievement Division), tipe jigsaw dan investigasi  kelompok dan pendekatan struktural. Keempat tipe tersebut mempunyai  perbandingan seperti pada Tabel 2 berikut ini.
Tabel 2. Perbandingan Empat Pendekatan dalam Pembelajaran Kooperatif
Aspek
Tipe STAD
Tipe Jigsaw
Investigasi Kelompok
Pendekatan Struktural
Tujuan kognitif
Informasi akademik sederhana
Informasi akademik sederhana
Informasi akademik tingkat tinggi dan keterampilan inkuiri
Informasi akademik sederhana
Tujuan sosial
Kerja kelompok dan kerja sama
Kerja kelompok dan kerja sama
Kerjasama dalam kelompok kompleks
Keterampilan kelompok an keterampilan sosial
Struktur tim
Kelompok heterogen dengan 4-5 orang anggota
Kelompok belajar heterogen dengan 5-6 orang anggota menggunakan pola  kelompok ”asal” dan kelompok ”ahli”
Kelompok belajar dengan 5-6 anggota heterogen
Bervariasi, berdua, bertiga, kelompok dengan 4-6 anngota.
Pemilihan topik pelajaran
Biasanya guru
Biasanya guru
Biasanya siswa
Biasanya guru
Tugas Utama
Siswa dapat menggunakan lembar kegiatan dan saling membantu untuk  menuntaskan materi belajarnya
Siswa mempelajari materi dalam kelompok” ahli” kemudian membantu anggota  kelompok asal mempelajari materi itu
Siswa menyelesaikan inkuiri kompleks
Siswa mengerjakan tugas-tugas yang diberikan sosial dan kognitif
Penilaian
Tes mingguan
Bervariasi dapat berupa tes mingguan
Menyelesaikan proyek dan menulis laporan, dapat menggunakan tes essay
Bervariasi
Pengakuan
Lembar pengetahuan dan publikasi lain
Publikasi lain
Lembar pengetahuan dan publikasi lain
Bervariasi
Model pembelajaran kooperatif mempunyai sintaks tertentu yang merupakan ciri khususnya. Tabel 3 berikut ini adalah sintaks model pembelajaran kooperatif dan tingkah laku guru pada setiap sintaks.
Tabel 3. Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif
Fase
Tingkah Laku Guru
Fase 1
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada  pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.
Fase 2
Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau  lewat bahan bacaan.
Fase 3
Mengorganisasi siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana cara membentuk kelompok belajar  dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.
Fase 4
Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan  tugas mereka.
Fase 5Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari  atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
Fase 6
Memberikan penghargaan
Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar  individu dan kelompok.
Demikianlah uraian singkat tentang model pembelajaran kooperatif yang sangat cocok untuk memberi bekal kepada siswa trampil hidup bermasyarakat.
Pengajaran Berdasarkan Masalah
Model pengajaran berdasarkan masalah lebih kompleks dibandingkan dua  model yang telah diuraikan sebelumnya. Model pengajaran berdasarkan  masalah mempunyai ciri umum yaitu menyajikan kepada siswa tentang  masalah yang autentik dan bermakna yang akan memberi kemudahan kepada  para siswa untuk melakukan penyelidikan dan inkuiri. Model ini juga  mempunyai beberapa ciri khusus yaitu adanya pengajuan pertanyaan atau  masalah, berfokus pada keterkaitan antar disiplin ilmu, penyelidikan  autentik, menghasilkan produk/karya dan memamerkan produk tersebut serta  adanya kerja sama. Masalah autentik adalah masalah yang terdapat dalam  kehidupan sehari-hari dan bermanfaat langsung jika ditemukan  penyelesaiannya. Sebagai contoh masalah autentik adalah ”bagaimanakah  kita dapat memperbanyak bibit bunga mawar dalam waktu yang singkat  supaya dapat memenuhi permintaan pasar” Apabila pemecahan terhadap  masalah ini ditemukan, maka akan memberikan keuntungan secara ekonomis.  Masalah seperti ”bagaimanakah kandungan klorofil daun pada  tumbuhan-tumbuhan yang tumbuh pada tempat yang tingkat intensitas  cahanyanya berbeda” merupakan masalah akademis yang apabila ditemukan  jawabannya belum dapat memberi manfaat praktis secara langsung.
Apabila anda melihat seekor ikan yang berenang di akuarium, maka apakah  masalah autentik dan masalah akademik yang dapat dirumuskan dari  pengamatan ikan tersebut. Masalah autentik yang muncul dapat meliputi,  bagaimanakah komposisi ransum pakan ikan supaya menghasilkan pertumbuhan  badan ikan yang maksimal, atau bagaimanakah ransum pakan yang  menghasilkan warna tubuh ikan yang lebih cerah sehingga ikan tersebut  lebih mahal jika dijual. Adapun masalah akademik yang muncul meliputi  bagaimanakah pengaruh suhu air terhadap kecepatan membuka dan menutupnya  insang pada ikan, bagaimanakah pengaruh adanya zat polutan terhadap  kecepatan motilitas ikan dan masalah-masalah lain yang tidak langsung  bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
Masalah autentik juga sangat menarik minat siswa sebagai subyek belajar,  karena terkait dengan kehidupan mereka sehari-hari dan bermanfaat bagi  dirinya. Dengan mengangkat masalah-masalah autentik ke dalam kelas, maka  pembelajaran akan lebih bermakna.
Adapun landasan teoritik dan empirik model pengajaran berdasarkan  masalah adalah gagasan dan ide-ide para ahli seperti Dewey dengan kelas  demokratisnya, Piaget yang berpendapat bahwa adanya rasa ingin tahu pada  anak akan memotivasi anak untuk secara aktif membangun tampilan dala  otak mereka tentang lingkungan yang mereka hayati, Vygotsky yang  merupakan tokoh dalam pengembangan konsep konstruktivisme yang merupakan  konsep yang dianut dalam model pengajaran berdasarkan masalah.
Model pengajaran berdasarkan masalah juga mempunyai sintaks tertentu  yang merupakan ciri khas dari model ini. Tabel 4 berikut ini adalah  sintaks model pengajaran berdasarkan masalah dan tingkah laku guru pada  setiap tahap sintak.
Tabel 4. Sintaks Model Pengajaran Berdasarkan Masalah
Tahap
Tingkah Laku Guru
Tahap 1
Orientasi siswa kepada masalah
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang  dibutuhkan, memotivasi siswa untuk terlibat pada aktivitas pemecahan  masalah yang dipilihnya.
Tahap 2
Mengorganisasi siswa untuk belajar
Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasi tugas belajar yang  berhubungan dengan masalah tersebut.
Tahap 3
Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai,  melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan  masalah.
Tahap 4
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai  seperti laporan, video, dan model dan membantu mereka untuk berbagi  tugas dengan temannya.
Tahap 5
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap  penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.
Demikianlah sekilas tentang model pengajaran berdasarkan masalah yang sangat cocok diterapkan ada siswa kelas tinggi atau siswa yang bekal pengetahuan prasyaratnya sudah cukup.
Inkuiri atau Belajar Melalui Penemuan
Para siswa dapat belajar menggunakan cara berpikir dan cara bekerja para  ilmuwan dalam menemukan sesuatu. Tokoh-tokoh dalam belajar melalui  penemuan ini antara lain adalah Bruner, yang merupakan pelopor  pembelajaran penemuan. Pembelajaran penemuan merupakan suatu model  pengajaran yang menekankan pentingnya membantu siswa memahami struktur  atau ide kunci dari suatu disiplin ilmu, perlunya siswa aktif terlibat  dalam proses pembelajaran, dan suatu keyakinan bahwa pembelajaran yang  sebenarnya akan terjadi melalui penemuan pribadi. Tokoh lain adalah  Richard Suchman yang mengembangkan suatu pendekatan yang disebut latihan  inkuiri. Dengan pengajaran ini guru menyajikan kepada siswa suatu  teka-teki atau kejadian-kejadian yang menimbulkan konflik kognitif dan  rasa ingin tahu siswa sehingga merangsang mereka melakukan penyelidikan.
Sintaks belajar melalui penemuan tidak jauh berbeda dengan  langkah-langkah kerja ilmiah yang ditempuh oleh para ilmuwan dalam  menemukan sesuatu. Tabel 5 berikut ini adalah sintaks dan tingkah laku  guru dalam model belajar melalui penemuan.
Tabel 5 Sintaks Model Belajar Melalui Penemuan
Tahap
Tingkah Laku Guru
Tahap 1
Observasi untuk menemukan masalah
Guru menyajikan kejadian-kejadian atau fenomena yang memungkinkan siswa  menemukan masalah.
Tahap 2
Merumuskan masalah
Guru membimbing siswa merumuskan masalah penelitian berdasarkan kejadian  dan fenomena yang disajikannya.
Tahap 3
Mengajukan hipotesis
Guru membimbing siswa untuk mengajukan hipotesis terhadap masalah yang  telah dirumuskannya.
Tahap 4
Merencanakan pemecahan masalah (melalui eksperimen atau cara lain)
Guru membimbing siswa untuk merencanakan pemecahan masalah, membantu  menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dan menyusun prosedur kerja  yang tepat.
Tahap 5
Melaksanakan eksperimen (atau cara pemecahan masalah yang lain)
Selama siswa bekerja guru membimbing dan memfasilitasi.
Tahap 6
Melakukan pengamatan dan pengumpulan data
Guru membantu siswa melakukan pengamatan tentang hal-hal yang penting  dan membantu mengumpulkan dan mengorganisasi data.
Tahap 7
Analisis data
Guru membantu siswa menganalisis data supaya menemukan sesuatu konsep
Tahap 8
Penarikan kesimpulan atau penemuan
Guru membimbing siswa mengambil kesimpulan berdasarkan data dan  menemukan sendiri konsep yang ingin ditanamkan.
Demikianlah sekilas uraian tentang model belajar melalui penemuan yang sangat cocok untuk konsep-konsep yang dapat ditemukan lewat percobaan.
C.    Kegiatan dan Contoh-Contoh Model Pembelajaran
Pada bagian ini akan diberikan beberapa contoh Rencana Pelaksanaan  Pembelajaran (RPP) dengan menerapkan keempat model pembelajaran seperti  telah diuraikan di atas. Dengan adanya contoh-contoh ini diharapkan anda  dapat menyusun RPP lain yang lebih baik sehingga dapat diselenggarakan  pembelajaran di kelas yang menarik dan berkualitas.
1. Contoh RPP Model Pengajaran Langsung
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran: Sistem Pernapasan Hewan
Sekolah                                   : SD dan MI
Mata Pelajaran                      : Sains
Kelas/Semester                      : V/1
Standar Kompetensi : Siswa mampu memahami alat-alat tubuh bagian dalam  (organ) manusia dan hewan, cara tumbuhan hijau membuat makanan dan dapat  mengembangkan kemampuan mengaitkan ciri-ciri makhluk hidup dengan  lingkungan, teknologi, dan masyarakat, serta menyadari pentingnya  pelestarian jenis makhluk hidup untuk mencegah kepunahan.
A.    Kompetensi Dasar
1.      Mendeskripsikan alat-alat tubuh bagian dalam manusia (organ  pernapasan, pencernaan, dan peredaran darah)
B.    Indikator
·         Menjelaskan proses keluar masuknya udara pernapasan pada  manusia
·         Mendeskripsikan fungsi masing-masing organ pada sistem  pernapasan
C. Alokasi Waktu: 2 jam pelajaran (1 x pertemuan)
D.    Model dan Metode Pembelajaran:
1.                                                            Model  Pembelajaran
-          Pengajaran Langsung dengan menerapkan strategi belajar  menggarisbawahi.
2.                                                            Metode  Pembelajaran
-          Diskusi
E.    Langkah  Kegiatan Pembelajaran
A.    Pendahuluan (5 menit)
1. Memotivasi siswa dengan menunjukkan beberapa gambar hewan ( belalang,  cacing tanah, ikan, katak, kadal dan burung). Guru bertanya kepada  siswa tentang beberapa aspek penting pada sistem pernapasan manusia yang  telah diketahui siswa. Selanjutnya guru berdiskusi dengan siswa tentang  bagaimana cara bernapas hewan-hewan pada gambar yang ditunjukkan itu.  (Fase 1)
2. Menyampaikan tujuan yang akan dicapai hari ini, yaitu mengetahui  sistem pernapasan beberapa hewan dan melakukan kegiatan yang berkaitan  dengan pernapasan. (Fase 1)
B.     Inti (60 menit)
1. Guru memodelkan cara menggarisbawahi bagian-bagian yang penting pada  ”Buku Siswa tentang pernapasan beberapa hewan”. Pemodelan dilakukan per  halaman dan ditirukan siswa juga per halaman. (Fase 2)
1. Membimbing pelatihan awal dengan meminta satu atau dua siswa untuk  menirukan apa yang dilakukan guru, yaitu menggarisbawahi bagian yang  penting pada “Buku Siswa tentang pernapasan beberapa hewan”pada halaman  selanjutnya. (Fase 3)
2. Guru meminta semua siswa untuk menggarisbawahi bagian-bagian penting  pada ”Buku Siswa tentang pernapasan beberapa hewan” sampai halaman yang  telah ditentukan dan mengamati kebenaran hasil kerja para siswa. Apabila  ada hal-hal yang kurang tepat, guru segera membenarkan. Hal ini  dilakukan untuk mengecek pemahaman dan memberi umpan balik. (Fase 4)
3. Pelatihan lanjutan dan penerapan tentang apa yang telah dipelajari  para siswa, diberikan oleh guru dengan cara memberi tugas kepada para  siswa untuk menjawab pertanyaan yang relevan seperti apakah alat  pernapasan pada ikan, bagaimana proses keluar-masuknya udara pernapasan  pada burung dan sebagainya. (Fase 5)
C.  Penutup (15 menit)
Membimbing siswa merangkum butir-butir penting pembelajaran hari ini  tentang sistem pernapasan pada beberapa hewan. Pada bagian penutup dapat  juga menugaskan siswa untuk mengerjakan beberapa soal yang relevan yang  telah dibuat oleh guru secara tertulis.
F.     Sumber Pembelajaran
§  Buku siswa  Sains SD & MI tentang sistem pernapasan pada beberapa  hewan
§  Lembar Penilaian yang berisi butir-butir soal yang relevan
G.   Alat dan Bahan
·         Gambar cacing, balalang, ikan, katak, kadal dan burung (untuk  kegiatan motivasi)
·       Buku Kegiatan
Daftar Pustaka
Departemen Pendidikan Nasional, 2006, BSNP Panduan Penyusunan Kurikulum  Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah,  Depertemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional, 2006, Kurikulum Sekolah Menengah Pertama (SMP) Panduan Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Sekolah Menengah Pertama (SMP) Mata Pelajaran Ilmu Pengentahuan Alam, Depertemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional, 2006, Kurikulum 2006 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Sain Sekolah Dasar & Madrasah Ibtidaiyah, Depertemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Mengetahui: Guru Mata Pelajaran IPA
Kepala SD ……….
__________________                                       ____________________
NIP………………                                               NIP………………….
2. Contoh RPP Model Pembelajaran Kooperatif
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran: Sistem Pernapasan Manusia
Sekolah                                   : SD dan MI
Mata Pelajaran                      : Sains
Kelas/Semester                      : V/1
Standar Kompetensi : Siswa mampu memahami alat-alat tubuh bagian dalam  (organ) manusia dan hewan, cara tumbuhan hijau membuat makanan dan dapat  mengembangkan kemampuan mengaitkan ciri-ciri makhluk hidup dengan  lingkungan, teknologi, dan masyarakat, serta menyadari pentingnya  pelestarian jenis makhluk hidup untuk mencegah kepunahan.
A.    Kompetensi Dasar
2.      Mendeskripsikan alat-alat tubuh bagian dalam manusia (organ  pernapasan, pencernaan, dan peredaran darah)
B.     Indikator
·     Menjelaskan proses keluar masuknya udara pernapasan pada manusia
·     Mendeskripsikan fungsi masing-masing organ pada sistem pernapasan
·     Membuat prediksi/ramalan berdasarkan pengalaman dan pengetahuan  yang dimilikinya.
·     Merancang kegiatan untuk membuat model mesin pernapasan sederhana  secara mandiri atau dalam kelompok.
·     Membuat suatu karya atau alat untuk memvisualisasi proses keluar  masuknya udara pernapasan pada manusia.
·     Menguji coba hasil karya yang berupa model mesin pernapasan  sederhana yang telah dibuat.
·     Menyempurnakan hasil karya yang berupa model mesin pernapasan  sederhana berdasarkan hasil uji coba.
C. Alokasi Waktu: 2 jam pelajaran (1 x pertemuan)
D.    Model dan Metode Pembelajaran:
1.      Model Pembelajaran
-          Pembelajaran Kooperatif
2.      Metode Pembelajaran
-          Diskusi
-          Eksperimen
E.     Langkah  Kegiatan Pembelajaran
A.    Pendahuluan (± 10 menit)
1. Memotivasi siswa dengan meminta para siswa duduk saling berhadapan  dengan temannya. Masing-masing siswa memegang dadanya sendiri sambil  mengamati dada pasangannya. Pasangan siswa tersebut diminta ambil napas  dalam-dalam, merasakan apa yang terjadi pada tubuhnya dan mengamati apa  yang terjadi pada tubuh temannya. Selanjutnya guru menanyakan beberapa  pertanyaan yang berkaitan denga kegiatan yang baru dilakukan seperti  alat-alat tubuh apakah yang terlibat pada saat bernapas, zat yang  dihirup dan dihembuskan pada saat bernapas, perubahan pada dada dan  perut pada saat menghirup dan menghembuskan napas dan pertanyaan lain  yang berkaitan dengan pernapasan. (Fase 1)
2. Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai hari ini,  yaitu mempelajari sistem pernapasan khususnya pada manusia. Dan  melakukan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pernapasan. (Fase 1)
B.     Inti (± 60 menit)
1. Guru menyajikan informasi dengan cara menjelaskan beberapa konsep  yang penting tentang sistem pernapasan pada manusia seperti yang  terdapat pada Buku Siswa tentang pernapasan pada manusia. (Fase 2)
2. Selanjutnya guru menjelaskan hal-hal penting yang berkaitan dengan  Model Mesin Pernapasan seperti yang terdapat pada gambar di bawah ini.  (Fase 2)
3. Guru mengelompokkan siswa. Satu kelompok terdiri dari 3-4 siswa.  Kepada wakil masing-masing kelompok diminta mempersiapkan alat dan bahan  yang diperlukan dan selanjutnya meminta kelompok-kelompok siswa untuk  membuat Model Mesin Pernapasan. (Fase 3)
4. Selama siswa bekerja, guru membimbing dan memfasilitasi. Bimbingan  tersebut untuk memperjelas petunjuk cara pembuatan model mesin  pernapasan secara tepat, cara mendemonstrasikan model mesin pernapasan  yang telah dibuat siswa untuk memvisualisasi proses keluar masuknya  udara pernapasan pada tubuh manusia, mengarahkan siswa dalam pengambilan  data, analisis data dan penarikan kesimpulan. (Fase 4)
5. Langkah evaluasi ditempuh guru dengan cara memberi kesempatan kepada  satu atau dua kelompok untuk mempresentasikan hasil kerjanya, yang  berupa model mesin pernapasan hasil kerja kelompok itu, demonstrasi  penggunaan model mesin pernapasan yang telah dibuat, data, analisis data  dan kesimpulan yang dibuat oleh kelompok itu. Selanjutnya guru memberi  kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi presentasi tersebut.  Guru juga memberi umpan balik untuk menunjukkan model mesin pernapasan  yang benar, demonstrasi penggunaan model mesin pernapasan yang tepat,  data, analisis dan kesimpulan yang seharusnya diperoleh kelompok kerja  siswa. Guru juga memberi penguatan pada akhir langka evaluasi tersebut.  (Fase 5)
6. Langkah memberi penghargaan ditempuh dengan cara memberi pujian  kepada kelompok yang hasil kerjanya baik dari aspek akademik maupun  kerja sama antar anggota kelompok. (Fase 6)
C.    Penutup (10 menit)
Membimbing siswa merangkum butir-butir penting pembelajaran hari ini  tentang proses keluar masuknya udara pernapasan pada tubuh manusia. Pada  bagian penutup dapat juga menugaskan siswa untuk mengerjakan beberapa  Lembar Penilaian yang berisi butir-butir soal yang relevan.
F.     Sumber Pembelajaran
§  Buku siswa  Sains SD & MI tentang sistem pernapasan pada manusia
§  Lembar Penilaian yang berisi butir-butir soal yang relevan
G.    Alat dan Bahan
Pertemuan Pertama
·       2 balon karet (1 besar, 1 kecil)
·       sedotan limun
·       selotip
·       gunting
·       botol plastik/kaca kecil, jernih (transparan) yang dasarnya  terpotong
·       plastisin
·       Buku Kegiatan
Daftar Pustaka
Departemen Pendidikan Nasional, 2006, BSNP Panduan Penyusunan Kurikulum  Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah,  Depertemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional, 2006, Kurikulum Sekolah Menengah Pertama (SMP) Panduan Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Sekolah Menengah Pertama (SMP) Mata Pelajaran Ilmu Pengentahuan Alam, Depertemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional, 2006, Kurikulum 2006 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Sain Sekolah Dasar & Madrasah Ibtidaiyah, Depertemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Mengetahui:                                                    Guru  Mata Pelajaran IPA
Kepala SD ……….
__________________                                     ____________________
NIP………………                                               NIP………………….
3. Contoh RPP Model Pengajaran Berdasarkan Masalah
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran: Fungsi Masker Hidung
Sekolah                                   : SD dan MI
Mata Pelajaran                      : Sains
Kelas/Semester                      : V/1
Standar Kompetensi : Siswa mampu memahami alat-alat tubuh bagian dalam  (organ) manusia dan hewan, cara tumbuhan hijau membuat makanan dan dapat  mengembangkan kemampuan mengaitkan ciri-ciri makhluk hidup dengan  lingkungan, teknologi, dan masyarakat, serta menyadari pentingnya  pelestarian jenis makhluk hidup untuk mencegah kepunahan.
A.    Kompetensi Dasar
3.      Mendeskripsikan alat-alat tubuh bagian dalam manusia (organ  pernapasan, pencernaan, dan peredaran darah)
B.     Indikator
· Menjelaskan penyebab terjadinya gangguan pada alat pernapasan manusia,  misalnya menghirup udara tercemar, terinfeksi oleh kuman.
·         Mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan  sistem pernapasan.
·         Memelihara kesehatan alat pernapasan.
·         Menyajikan informasi menggunakan diagram/gambar tentang  perbandingan sistem pernapasan yang sehat dan kurang sehat.
C. Alokasi Waktu: 4 jam pelajaran (2 x pertemuan)
D.    Model dan Metode Pembelajaran:
1.      Model Pembelajaran
-          Pembelajaran Berdasarkan Masalah.
2.      Metode Pembelajaran
-          Pengamatan
-          Diskusi
-          Eksperimen
E.     Langkah  Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
A.    Pendahuluan (± 10 menit)
1. Memotivasi siswa dengan menunjukkan gambar polisi lalu lintas  menggunakan masker penutup hidung pada saat kerja di jalan raya. meminta  para siswa untuk menemukan fungsi masker hidung. (Tahap 1)
2. Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai hari ini,  yaitu mengetahui fungsi dan cara kerja masker hidung dalam menjaga  kesehatan pernapasan. (Tahap 1)
3. Selanjutnya guru mengorientasikan siswa pada masalah otentik yang  harus dipecahkan. Masalah tersebut adalah apakah fungsi dan bagaimana  kerja masker hidung dalam menjaga kesehatan sistem pernapasan. Guru  menugaskan siswa untuk membaca buku-buku yang mendukung pemecahan  masalah otentik tersebut. (Tahap 1)
4. Guru mengorganisasikan siswa dalam beberapa kelompok kerja untuk  melaksanakan penyelidikan tentang fungsi dan cara kerja masker hidung.  Guru dapat menjelaskan lebih rinci beberapa alternatif kegiatan yang  dapat digunakan untuk memecahkan masalah otentik tersebut. (Tahap 2)
5. Guru memberi bimbingan kepada siswa untuk melakukan penyelidikan.  Bimbingan tersebut meliputi pengumpulan informasi yang berkaitan dengan  sistem pernapasan pada manusia dan faktor-faktor yang mempengaruhinya  seperti yang telah dipelajari sebelumnya, kegiatan penyelidikan yang  akan dilakukan untuk memecahkan masalah otentik yang ditetapkan, alat  dan bahan yang diperlukan, prosedur kerja yang akan ditempuh, gambaran  data, analisis data, dan kesimpulan yang akan diperoleh. (Tahap 3)
6. Selanjutnya guru meminta siswa untuk melaksanakan tugas pemecahan  masalah tersebut di rumah dalam kurun waktu satu minggu. (Tahap 3)
C.  Penutup (15 menit)
Membimbing siswa merangkum butir-butir penting pembelajaran hari ini dan  mengingatkan kembali akan tugas yang harus dikerjakan siswa di rumah.
Pertemuan Kedua
A.    Pendahuluan (5 menit)
1. Guru mengingatkan tugas yang harus diselesaikan para siswa pada  minggu yang lalu, dan meminta siswa duduk dalam kelompoknya  masing-masing.
2. Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran hari ini, yaitu akan  menindaklanjuti hasil kerja kelompok dalam menyelesaikan tugas yang  diberikan.
B.     Inti (70 menit)
1. Selanjutnya guru meminta para siswa menyajikan hasil karyanya dengan  cara memajang laporan kegiatan yang telah disusunnya di dinding kelas  atau di papan tulis. Selain pajangan laporan, kepada tiap-tiap kelompok  juga diminta untuk mendemonstrasikan kegiatan yang telah dilakukan untuk  memecahkan masalah yang dipecahkan. Guru mengorganisasikan supaya pada  saat satu kelompok berdemonstrasi, kelompok lain dapat menyaksikan  dengan seksama. Diusahakan semaksimal mungkin kelompok dapat  berdemonstrasi. (Tahap 4)
2. Pada setiap demonstrasi dan penyajian laporan hasil kerja kelompok,  dilakukan analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah. Pada setiap  kelompok yang presentasi diberi komentar oleh kelompok lain dan umpan  balik oleh guru. Komentar dan umpan balik berupa refleksi dan evaluasi  pada penyelidikan yang dilakukan, langkah-langkah kerja yang ditempuh,  data/hasil yang diperoleh, dan kesimpulan yang dihasilkan/jawaban  masalah otentik yang dipecahkan. Selanjutnya diberikan penguatan oleh  guru tentang fungsi masker penutup hidung, pentingnya penggunaan masker  pada saat berada di udara penuh debu, dan kaitannya dengan fungsi  rambut-rambut hidung dalam melindungi kesehatan alat pernapasan kita.  (Tahap 5)
C.    Penutup (5 menit)
Para siswa dibimbing untuk menyimpulkan butir-butir penting pembelajaran  hari ini tentang gangguan pernapasan pada manusia dan cara-cara  melindunginya. Pada penutup guru juga dapat memberi tugas kepada siswa  untuk mengerjakan Lembar penilaian yang berisi butir-butir soal relevan.
F.     Sumber Pembelajaran
§  Buku–buku penunjang pemecahan masalah
§  Lembar Penilaian yang berisi butir-butir soal terkait
G.    Alat dan Bahan
·         Alat dan bahan yang dikembangkan sendiri oleh kelompok untuk  memecahkan masalah otentik yang ditetapkan
· Alat dan bahan yang disarankan meliputi arang, serbuk kayu, kapur  tulis, batu bata, palu penumbuk, sekop, berbagai jenis masker dari kain.
Daftar Pustaka
Departemen Pendidikan Nasional, 2006, BSNP Panduan Penyusunan Kurikulum  Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah,  Depertemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional, 2006, Kurikulum Sekolah Menengah Pertama (SMP) Panduan Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Sekolah Menengah Pertama (SMP) Mata Pelajaran Ilmu Pengentahuan Alam, Depertemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional, 2006, Kurikulum 2006 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Sain Sekolah Dasar & Madrasah Ibtidaiyah, Depertemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Mengetahui:                                                    Guru  Mata Pelajaran IPA
Kepala SD ……….
__________________                                     ____________________
NIP………………                                               NIP………………….
4. Contoh RPP Model Belajar Melalui Penemuan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran: Fungsi dan Struktur Daun
Sekolah                                   : SD dan MI
Mata Pelajaran                      : Sains
Kelas/Semester                      : IV/1
A.    Kompetensi Dasar
2.3 Menjelaskan hubungan antara struktur daun tumbuhan  dengan fungsinya
B.     Indikator
·     Menjelaskan struktur daun
·     Mendeskripsikan fungsi daun
C. Alokasi Waktu: 2 jam pelajaran (1 x pertemuan)
D.    Model dan Metode Pembelajaran
1.      Model Pembelajaran
-          Belajar Melalui Penemuan
2.      Metode Pembelajaran
-          Diskusi
-          Eksperimen
E.     Langkah  Kegiatan Pembelajaran
A.    Kegiatan Awal
Guru menunjukkan daun bayam, dan menanyakan bagian tumbuhan apakah itu?  Apa manfaatnya bagi manusia? Apa pula manfaatnya bagi tumbuhan? (Tahap  1)
B.     Kegiatan Inti
Guru mengawali kegiatan inti dengan membantu siswa merumuskan pertanyaan  sebagai berikut. (Tahap 2)
Bagaimanakah struktur daun dan apa fungsi daun bagi tumbuhan?
Guru meminta siswa untuk mengemukakan jawaban sementara atas  pertanyaan yang telah dirumuskan tersebut. (Tahap 3).
Selanjutnya guru membimbing para siswa untuk melakukan penyelidikan  supaya menemukan jawaban dari pertanyaan yang telah dirumuskan. (Tahap  4)
KEGIATAN : Menyelidiki Struktur Daun
Mintalah siswa mengamati daun membaca buku pelajarannya untuk  mempelajari struktur daun. Untuk memandu diskusi, guru dapat juga  menayangkan gambar struktur (Tahap 5)
Guru membimbing siswa mengumpulkan data dengan cara meminta siswa untuk  menggambarkan struktur daun dan memberinya penjelasan yang diperlukan  (Tahap 6)
Guru membimbing siswa untuk menganalisis data yang diperoleh untuk  menemukan struktur daun dan fungsinya bagi tumbuhan. (Tahap 7)
Di akhir diskusi bimbinglah siswa untuk menemukan struktur daun dan  fungsinya sebagai berikut. (Tahap  
Gambar Struktur Daun, lapisan-lapisan daun dari atas ke bawah adalah  sebagai berikut:
-      Epidermis merupakan lapisan terluar yang melindungi lapisan yang  ada di dalamnya
-      Palisade merupakan tempat terjadinya fotosintesis karena  mengandung klorofil
- Bunga karang/sponsa (pada beberapa tempat terdapat tulang daun)  berfungsi untuk menjebak gas-gas pernapasan di dalam rongganya, juga  tempat daun mendapat bahan dasar untuk fotosintesis dan hasil-hasil  fotosintesis
-      Epidermis bawah (pada beberapa tempat terdapat stomata) dapat  digunakan untuk pertukaran gas-gas pernapasan.
C.  Penutup
Tutuplah kegiatan pembelajaran dengan pemberian pertanyaan-pertanyaan  yang relevan yang dapat dijawab secara lisan naupun tertulis.
F.     Sumber Pembelajaran
§  Buku siswa  Sains SD & MI tentang struktur dan fungsi daun
§  Lembar Penilaian yang berisi butir-butir soal yang relevan
G.    Alat dan Bahan
·         daun bayam
·         kantong plastik transparan
·         daun tumbuhan yang baru di petik/segar
·         air
·         karet gelang
·         obat nyamuk
·         korek api
·         jarum pentul
·         gambar penampang melintang daun
Daftar Pustaka
Departemen Pendidikan Nasional, 2006, BSNP Panduan Penyusunan Kurikulum  Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah,  Depertemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional, 2006, Kurikulum Sekolah Menengah Pertama (SMP) Panduan Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Sekolah Menengah Pertama (SMP) Mata Pelajaran Ilmu Pengentahuan Alam, Depertemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional, 2006, Kurikulum 2006 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Sain Sekolah Dasar & Madrasah Ibtidaiyah, Depertemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Mengetahui:                                                    Guru  Mata Pelajaran IPA
Kepala SD ……….
__________________                                     ____________________
NIP………………                                               NIP………………….
D.  Latihan
I.   Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas!
1. Apabila anda mengajarkan cara penggunaan termometer pada siswa anda  model pembelajaran apakah yang sesuai untuk diterapkan? Berikan  penjelasan!
2.      Bagaimanakah karakter materi pelajaran yang cocok untuk  diajarkan menggunakan model pengajaran langsung?
3.      Deskripsikan teori-teori yang melatarbelakangi model  pembelajaran kooperatif.
4.      Karakteristik materi ajar yang bagaimanakah yang cocok diajarkan  menggunakan model pengajaran berdasarkan masalah
5.      Deskripsikan beberapa tipe model pembelajaran kooperatif.
6.      Deskripsikan sintaks model belajar melalui penemuan!
7.      Bagaimanakah karakter materi pelajaran yang cocok diajarkan  menggunakan model belajar melalui penemuan?
8.      Deskripsikan teori-teori yang melatarbelakangi model belajar  melalui penemuan.
9. Manfaat-manfaat penting apa sajakah yang dapat diperoleh oleh siswa  anda bila anda mengajar mereka dengan model pembelajaran kooperatif?
10.  Tuliskan perbedaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan tipe  Jigsaw!
II. Latihan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
1. Buatlah skenario pembelajaran untuk materi perkembangbiakan  vegetatif pada tumbuhan dengan menerapkan model-model pembelajaran  sebagai berikut.
a.       Pengajaran Langsung
b.      Pembelajaran Kooperatif
c.       Pengajaran Berdasarkan Masalah
d.      Belajar Melalui Penemuan
2. Buatlah skenario dengan materi dan model pembelajaran sesuai dengan selera anda!
Daftar Pustaka
Departemen Pendidikan Nasional, 2006, BSNP Panduan Penyusunan Kurikulum  Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah,  Depertemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional, 2006, Kurikulum Sekolah Menengah Pertama (SMP) Panduan Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Sekolah Menengah Pertama (SMP) Mata Pelajaran Ilmu Pengentahuan Alam, Depertemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional, 2006, Kurikulum 2006 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Sain Sekolah Dasar & Madrasah Ibtidaiyah, Depertemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Ibrahim, M., Fida R., Mohamad Nur dan Ismono, 2005, Pembelajaran Kooperatif, Surabaya: PSMS UNESA.
Ibrahim, M., dan M..Nur, 2005, Pembelajaran Berdasarkan Masalah, Surabaya: PSMS UNESA
Kardi, S., dan M.Nur, 2004, Pengajaran Langsung, Surabaya: PSMS UNESA
STRATEGI DAN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA  DI SEKOLAH DASAR
A. PENDAHULUAN
Pengajaran bahasa Indonesia di SD, dilaksanakan dengan mengacu pada KBK  atau KTSP. Keterampilan yang dikembangkan mencakup empat keterampilan,  yakni (1) menyimak/mendengarkan; (2) berbicara; (3) membaca; dan (4)  menulis. Dalam pelaksanaan pengajarannya guru seyogyanya selalu  memperhatikan prinsip pembelajaran yang disarankan oleh Kurikulum yang  terkenal dengan akronim PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif,  Efektif dan Menyenangkan).
Ada tiga istilah yang lazim dihubungkan dengan prosedur KBM, yakni  pendekatan, metode, dan teknik. Pendekatan merupakan seperangkat asumsi,  prinsip, dan sistematika konsep secara utuh dan menyeluruh untuk  menyiasati pencapaian tujuan pembelajaran.Metode merupakan seperangkat  konsep yang disusun secara prosedural guna mencapai kompetensi khusus.  Sementara teknik atau strategi merupakan pola KBM yang disusun secara  sistematis sesuai dengan pokok bahasan dan fokus pembelajaran secara  kontekstualsesuai dengan kondisi, situasi, tempat peristiwa KBM  berlangsung.
Berkaitan dengan pembelajaran bahasa, ada beberapa strategi yang  ditawarkan kepada guru untuk dijadikan alternatif pilihan dalam  menentukan pola KBM. Adapun strategi-strategi tersebut, adalah.
B. STRATEGI PEMBELAJARAN MENYIMAK
Ada beberapa strateki pembelajaran yang menjadi alternatif pilihan guru  untuk mengajarkan menyimak, yakni
Strategi Pertanyaan dan Jawaban (PJ)
Strategi ini merupakan strategi yang paling sederhana dalam KBM  menyimak. Tahap-tahapan kegiatannya adalah :
1)      Guru mengemukakan judul bahan simakan
2)      Guru mengajukan pertanyaan berkenaan dengan isi simakan yang  akan dibicarakan
3) Guru membacakan materi simakan. Pembacaan dapat dilakukan perbagian  dengan diselingi pertanyaan atau dibacakan secara keseluruhan secara  langsung
4)      Setelah materi simakan selesai dibacakan guru memberi kesempatan  kepada siswa menanyakan hal-hal yang belum dipahami.
5)      Guru mengadakan tanya-jawab dengan siswa
6)      Siswa mengemukakan kembali informasi yang telah diperoleh, (bisa  secara tertulis atau lisan).
Strategi Kegiatan Menyimak Secara Langsung/KML atau DLA (Direct  Listening Activities)
Tahapan-tahapan kegiatannya, adalah:
1) Guru mengemukakan tujuan pembelajaran, membacakan judul teks simakan,  bertanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang berkaitan dengan judul  bahan simakan sebagai upaya untuk pembangkitan skemata siswa.  Selanjutnya guru mengemukakan hal-hal pokok yang perlu dipahami siswa  dalam menyimak
2)      Guru meminta siswa mendengarkan materi simakan yang dibacakan  oleh guru.
3) Guru melakukan tanya jawab tentang isi simakan. Pertanyaan tidak  selalu harus diikat oleh pertanyaan yang terdapat dalam buku. Guru  hendaknya menambahkan pertanyaan yang dikaitkan dengan konteks kehidupan  siswa atau masalah lain yang aktual
4)      Guru memberikan latihan/tugas/kegiatan lain yang berfungsi untuk  mengembangkan keterampilan siswa dalam menyimak.
Strategi Menyimak dan Berpikir Langsung /MBL atau DLTA (Direct  Listening Thinking Activities)
Tahapan-tahapan kegiatannya, adalah.
1) Persiapan menyimak : Pada tahap ini guru memberitahukan judul cerita  yang akan disimak, misalnya “Saat Sendirian di Rumah” Berdasarkan judul  teresbut guru menanyakan kepada siswa Bagaimana seandainya malam hari  sendirian di rumah? Untuk membangkitkan imajinasi siswa guru bisa  menunjukkan gambar rumah yang gelap. Selanjutnya guru mengajukan  pertanyaan Apa kira-kira isi cerita yang akan dibacakan, apa yang  kira-kira menarik dari cerita itu, bagaimana seandainya peristiwa itu  terjadi pada kalian? Dan sebagainya.
2) Membaca Nyaring:Guru membacakan cerita dengan suara nyaring secara  menarik dan hidup. Pada bagian tertentu yang dianggap memiliki hubungan  dengan prediksi dan tujuan pembelajaran, guru menghentikan pembacaan dan  mengajukan pertanyaan kepada siswa. Apa kesimpulan yang kalian peroleh,  apa yang terjadi kemudian, apa yang terjadi selanjutnya dsb. Setelah  tanya jawab dianggap cukup, guru melanjutkan membacakan lagi.
3) Refleksi dan penyampaian pendapat. Guru mengakhiri pembacaan,  selanjutnya guru meminta siswa untuk mengemukakan kembali isi cerita dan  guru meminta pendapat siswa tentang unsur-unsur cerita, misalnya  tentang watak tokoh, tentang alur, seting dsb.
C. STRATEGI PENGAJARAN MEMBACA
1. Strategi Kegiatan Membaca Langsung/ KML atau DRA Direct Reading  Activities)
Penggunaan strategi KMLadalah untuk mengembangkan kemampuan membaca  secara komprehensif, membaca kritis, dan mengembangkan perolehan  pengalaman siswa berdasarkan bentuk dan isi bacaan secara ekstensif.  Adapun tahapan pengajarannya, adalah sebagai berikut.
1) Guru mengemukakan tujuan pembelajaran, membacakan judul teks,  bertanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang berkaitan dengan judul  bacaan sebagai pembangkitan pengalaman dan pengetahuan siswa serta  engemukakan hal-hal pokok yang perlu dipahami siswa dalam membaca.
2) Guru meminta siswa membaca dalam hati. Setelah siswa membaca guru  melakukan tanya jawab tentang nisi bacaan. Pertanyaan tidak selalu harus  diikat oleh pertanyaan seperti yang ada dalam buku teks. Guru bisa  menambahkan pertanyaan sesuai dengan konteks kehidupan siswa maupun  permasalahan lain yang aktual.
3) Guru memberikan tugas latihan yang ditujukan untuk mengembangkan  pemahaman dan keterampilan siswa sejalan dengan kegiatan membaca yang  telah dilakukannya. Kegiatan itu bisa berupa menjelaskan makna kata-kata  sulit dengan menggunakan kamus, membuat ikhtisar bacaan, mempelajari  penggunaan struktur, ungkapan, dan peribahasa dalam bacaan.
2. Strategi SQ3R (Survey,Questions,Read,Recite,Review)
Tujuan penggunaan strategi ini, untuk membentuk kebiasaan siswa  berkonsentrasi dalam membaca, melatih kemampuan membaca cepat, melatih  daya peramalan berkenaan dengan isi bacaan, dan mengembangkan kemampuan  membaca kritis dan komprehansif. Tahapan kegiatannya, adalah
1) Tahap Persiapan : Guru meminta siswa membaca teks secara cepat  (survey). Setelah itu guru meminta siswa membuat pertanyaan tentang  bacaan (questions). Pertanyaan dapat langsung memanfaatkan pertanyaan  pada tahap pramembaca.Tujuan pertanyaan ini, adalah untuk membentuk  konsentrasi siswa dan membangkitkan pengetahuan dan pengalaman awalnya.
2) Proses membaca. Setelah membuat pertanyaan, siswa melakukan kegiatan  membaca (read). Sambil membaca, siswa membuat jawaban pertanyaan dan  catatan ringkas yang relevan (recite).
3) Pascamembaca : Siswa melakukan review, misalnya membahas kesesuaian  pertanyaan dengan isi bacaan, maupun kegiatan lanjutan lain yang secara  kreatif bisa dikembangkan oleh guru.
3. Strategi Membaca-Tanya Jawab /MTJ atau Request (Reading-Question)
Strategi ini ditujukan untuk mengembangkan kemampuan membaca  komprehensif, memahami alasan pengambilan kesimpulan isi bacaan, dan  peramalan lanjut berkenaan dengan isi bacaan. Tahapan kegiatannya,  adalah
1) Guru menjelaskan tujuan pengajaran, problem yang harus dipecahkan  siswa, dan cara yang dilakukan siswa untuk memecahkan masalah
2) Guru dan siswa melakukan pemecahan masalah, misalnya menemukan fakta,  mendapat ide pokok,penggunaan ungkapan, pendapat yang tidak relevan  dengan fakta, dansebagainya. Untuk memecahkan masalah tersebut, guru dan  siswa melakukan kegiatan membaca paragraf pertama bacaan
3) Setelah membaca paragraf pertama bacaan, guru meminta siswa  meramalkan kemungkinan isi paragraf berikutnya. Guru dan siswa melakukan  kegiatan membaca dalam hati. Paragraf yang dibaca bisa satu paragraf  atau lebih bergantung pada kemungkinan waktu yang tersedia.
4)      Tahap terakhir, adalah tanya jawab dan pembahasan jawaban  pertanyaan.
4. Strategi Membaca dan Berpikir Secara Langsung/MBL atau DRTA  (Direct Reading Thinking Activities)
Tujuan penggunaan strategi ini, adalah untuk melatih siswa untuk  berkonsentrasi dan “berpikir keras” guna memahami isi bacaan secara  serius. Adapun langkah-langkah kegiatannya, adalah.
1) Guru meminta siswa membaca judul teks bacaan. Apabila mungkin, siswa  diminta memperhatikan gambar, dan subjudul secara cepat. Setelah itu  guru bertanya kepada siswa sebagai pembangkit prediksi dan penciptaan  konsentrasi saat membaca. Pertanyaan tersebut misalnya “Apa kira-kira  isi paragraf selanjutnya? Mengapa Kalian membuat pemikiran demikian?”
2) Guru meminta siswa untuk membaca dalam hati satu atau dua paragraf  bacaan dengan berkonsentrasi untuk menemukan kebenaran/kesalahan  peramalan yang dilakukan semula.
3) Bagian lanjut bacaan yang belum dibaca/ditanyakan ditutup dulu dengan  kertas. Setelah membaca dalam hati guru mengajukan pertanyaan, “Apa  kira-kira isi paragraf berikutnya?” “Mengapa Kalian memperkirakan  demikian?”
4) Langkah seperti tersebut di atas dilakukan sampai dengan bacaan itu  habis/selesai dibaca. Selanjutnya dapat dilakukan menjawab pertanyaan  tentang isi bacaan atau kagiatan yang lain.
Strategi Penghubungan Pertanyaan-Jawaban /PPJ atau QAR  (Questions-Answer Relationship)
Strategi ini digunakan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam  memperoleh berbagai informasi dari berbagai sumber yang berkaitan dengan  berbagai bidang. Pertanyaan dapat disusun oleh guru atau dapat  memanfaatkan daftar pertanyaan yangn ada dalam bacaan. Adapun jawabannya  dapat diperoleh siswa melalui cara berikut.
Ø Menemukan kata atau kalimat dalam teks sebagai jawaban dari  pertanyaan. Contoh “Siapa yang bertanggung jawab untuk menciptakan  suasana nyaman di kelas?”
Ø Jawaban ada dalam teks tetapi harus menghubung-hubungkan kata atau  kalimat pada bagian –bagian yang berbeda. Contoh pertanyaannya “ Apa  yang menyebabkan kelas kita menjadi juara Lingkungan Nyaman?”
Ø Pemahaman isi teks merupakan bahan penemuan jawaban, tetapi pemahaman  tersebut berkaitan dengan pemahaman yang tersirat.Dengan demikian untuk  menjawab pertanyaan itu diperlukan adanya hubungan dialogis antara  pemahaman isi teks dengan pengalaman dan pengetahuan pembaca. Contoh:  “Bagaimana hubungan timbal-balik antara lingkungan alam denganlingkungan  kehidupan keluarga?”.
Ø Jawaban tidak dapat ditemukan dalam teks. Untuk menemukan jawaban  pertanyaan harus menghubung –hubungkan sesuatu yang dinyatakan penulis,  merefleksikan kembali berbagai pengalaman dan pengetahuan dengan  memanfaatkan berbagai sumber informasi. Contoh pertanyaan “Mengapa  sebagai ekosistem lingkungan menentukan kehidupan organisme manusia,  binatang, dan tumbuhan?”
Berdasarkan gambaran pilihan jenis pertanyaan seperti di atas, tahap  kegiatan yang dilakukan, adalah
1) Guru mengemukakan tujuan pengajarannya, problem yang mesti dipecahkan  siswa, dan cara yang perlu dilakukan siswa untuk memecahkan masalah.  Masalah yang dipecahkan siswa adalah memahami dan menjawab pertanyaan  dalam berbagai jenis dan tingkatannya.
2) Siswa melakukan kegiatan membaca dalam hati. Setelah kegiatan membaca  selesai, dilakukan kegiatan tanya jawab dan pembahasan.
3) Pertanyaan yang penemuan jawabannya memerlukan berbagai sumber dan  berbagai kegiatan lain, misalnya pengamatan dan wawancara diberikan  dalam bentuk tugas untuk dilaporkan pada pertemuan berikutnya.  Pengerjaan tugas seyogyanya dikerjakan secara kelompok.
Strategi Pengelompokan dan Pemetaan Isi Bacaan/ PPIB atau GMA (Group  Mapping Activities)
Strategi ini digunakan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam  menyusun dan memahami bagan, mengelompokkan, memetakan isi bacaan,  misalnya bacaan cerita dan memetakan isi bacaan secara umum.Adapun  tahapan pembelajarannya, adalah.
1) Persiapan : Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan kegiatan yang  akan dilakukan oleh siswa, misalnya siswa diminta membuat diagram plot  cerita.
2)      Proses Membaca : Siswa membaca dalam hati tanpa diinterupsi oleh  guru dalam waktu yang ditentukan.
3) Selanjutnya siswa diminta mengemukakan pemahaman isi bacaan, misalnya  plot dalam bentuk bagan. Berdasarkan bagan yang disusun, siswa diminta  mengemukakan satuan kelompok isinya secara lisan. Siswa lain diminta  menanggapi.
D. STRATEGI PEMBELAJARAN MENULIS
Strategi Proses Menulis Terbimbing/PMT atau GWP (Guiding Writing  Process)
Strategi PMT pada intinya adalah mengjar siswa dengan kegiatan menulis  dengan mencontoh model karangan yang telah dibacanya. Kegiatan yang  ditempuh, adalah
1)      Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan cara melakukan kegiatan  belajar yang harus ditempuh oleh siswa.
2) Siswa membaca teks dan mempelajarinya ditinjau dari judul, huibungan  ide-ide pokok, dan pola pengembangan paragrafnya. Dalam penulisan cerita  diawali dengan membaca cerita untuk memperoleh gambaran bagian-bagian  cerita, isi bagan yang satu dengan yang lain.
3) Berdsarkan pemahaman contoh model yang dibacanya, siswa melakukan  kegiatan (1) pramenulis, (2)menulis draf, dan (3) melakukan perbaikan.
Strategi Menulis Secara Langsung/ MSL atau DWA (Direct Writing   Activities)
Strategi ini dilakukan misalnya pada saat siswa menulis buku, atau  menulis dalam buku harian, dan menulis karya ilmiah. Adapun  langkah-langkahnya adalah.
1) Siswa diminta menentukan topik karangan melalui kegiatan tukar  pendapat dengan teman/ kelompok diskusi. Guru membantu membangkitkan  gambaran berkenaan dengan topik yang mungkin digarap.
2)      Guru membantu siswa menggambarkan kerangka karangan Misalnya  melalui webbing, mendaftar ide-ide pokok dan sebagainya.
3)      Siswa memanfaatkan sumber informasi yang bisa diperoleh dan  menyusun draf karya tulis.
4)      Siswa saling menukarkan dan mempelajari draf karangan dan saling  memberi bahan masukan
5) Guru mengoreksi draf karangan siswa dan mengadakan pembahasan secara  singkat dengan difokuskan pada bagian-bagian yang perlu diperbaiki
6)      Siswa memperbaiki draf sesuai dengan masukan teman dan guru.
7)      Siswa menuliskan kembali dan memublikasikan melalui mading atau  membacakan di depan kelas.
E. STRATEGI PEMBELAJARAN BERBICARA
Kegiatan berbicara meliputi berbagai bentuk, dan setiap bentuk memiliki  kekhasan. Secara umum prosedur KBM yang dirancang perlu memperhatikan  langkah KBM pada tahap persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut atau  pasca wicara. Pada tahap persiapan, misalnya langkah kegiatan bisa  berupa penyiapan naskah sambutan. Tahap pelaksanaan mengacu pada  kegiatan yang dilakukan siswa ketika membacakan naskah sambutan.  Sementara tindak lanjut diisi dengan kegiatan penilaian pembacaan naskah  sambutan.
Bentuk KBM lain yang juga bisa digunakan, misalnya dalam pembelajaran  dialog, adalah kegiatan bermain peran. Tahapan yang dilakukan adalah  tahap persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut. Penentuan KBM wicara  dalam berbagai kemungkinan bentuknya dapat dijabarkan berdasarkan  identifikasi dari uraian yang terdapat dalam buku pelajaran.
CONTOH MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Mata Pelajaran      :  Bahasa Indonesia
Kelas/Semester      :  V/I
Tema                     :  Peristiwa
Subtema                :  Bencana Alam/Gunung Meletus
Aspek                    :  Mendengarkan
A.    Kompetensi Dasar           : Mendengarkan Berita
B.     Indikator              :
1)      Siswa dapat menyebutkan pokok-pokok berita yang didengar
2)      Siswa dapat menyusun laporan berita yang telah didengar dalam  bentuk deskripsi
C.  Materi Pembelajaran   : Berita, Pokok-pokok berita
D.  Metode Pembelajaran  : Ceramah, Diskusi, Resitasi
E.  Strategi Pembelajaran
1.  Kegiatan Awal
Guru bertanya jawab tentang hal yang berhubungan dengan peristiwa alam,  misalnya” Pernahkah kamu mengalami, melihat, atau mendengar berita  tentang gerhana, gempa, atau gunung meletus? Bagaimana perasanmu dengan  peristiwa tersebut? Dll untuk membangkitkan pengalaman dan pengetahuan  siswa tentang materi yang akan diajarkan.
2.  Kegiatan Inti
Ø  Siswa mendengarkan rekaman berita yang diputar oleh guru melalui tape  recorder
Ø  Siswa mencatat pokok-pokok berita yang didengar
Ø  Secara berkelompok siswa mendiskusikan pokok-pokok berita berdasarkan  pertanyaan yang telah diberikan oleh guru.
Ø  Siswa menyusun laporan berita yang didengar berdasarkan hasil diskusi  tentang pokok-pokok berita dalam bentuk deskripsi.
Ø  Wakil dari masing-masing kelompok membacakan laporan hasil diskusi
Ø  Siswa kelompok lain menanggapi isi dan mengadakan koreksi dengan  dipimpin oleh guru.
3.  Kegiatan Akhir
Ø Guru memberikan umpan balik secara klasikal berupa tanggapan terhadap  hasil pekerjaan siswa mengenai pokok-pokok berita dan susunan laporan  siswa.
Ø  Guru memberikan tugas di rumah untuk menyimak berita kemudian  menuliskan pokok-pokok berita untuk dilaporkan.
Sumber dan Media
Sumber : Berita
Media : Tape Recorder dan kaset rekaman
Evaluasi
Evaluasi Proses : Penilaian dilakukan pada kemampuan siswa dalam  menemukan pokok-pokok berita dan menyusun laporan berdasarkan  rambu-rambu pertanyaan.
LKS
Simaklah dengan baik berita yang diputar dari kaset, kemudian tuliskan  pokok-pokok berita. Gunakan pedoman daftar pertanyaan berikut.
T E K S   B E R I T A  ( KASET DIPUTAR)
NO
Pertanyaan
Jawaban
Pokok-pokok berita
1
Peristiwa apa yang terjadi?
2
Gunung apa yang meletus?
3
Di mana tempat terjadinya?
4
Kapan terjadinya?
5
Ada korbannya? Siapa dan apa?
6
Apa tindakan pemerintah?
Susunlah sebuah laporan berdasarkan pokok-pokok berita yang telah  kamu catat.
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
CONTOH  II
Mata Pelajaran            : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester            : IV/2
Tema                           : Lingkungan
Subtema                      : Lingkungan Sekolah
Aspek                          : Menulis
I. Standar Kompetensi : Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan  informasi secara tertulis dalam bentuk karangan puisi untuk anak.
II   Kompetensi Dasar           : Menulis puisi bebas dengan pilihan  kata yang tepat
III  Indikator
Menentukan topik puisi yang akan ditulis
Menuliskan kesan visual tentang benda sekitar dengan menggunakan  kata-kata konkret
Menulis puisi dengan memanfaatkan benda-benda sekitar sebagai medianya.
Menulis puisi dengan menggunakan pilihan kata yang tepat.
IV  Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menentukan topik puisi yang akan ditulis
Siswa dapat menuliskan kesan visual tentang benda-benda sekitar dengan  menggunakan kata-kata konkret
Siswa dapat menulis puisi dengan menggunakan pilihan kata yang tepat.
V   Materi Pembelajaran
Puisi Bebas
Cara menulis puisi
VI  Metode Pembelajaran
Pemodelan
Demonstrasi
Penugasan
VII  Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Awal ( 10 ‘)
Siswa dan guru bertanya jawab tentang puisi yang pernah dipelajari  sebagai apersepsi
b.   Kegiatan Inti ( 60’ )
o   Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang puisi yang pernah  dipelajari dengan puisi bebas yang akan dipelajari
o   Siswa bersama dengan guru menuliskan kesan visual tentang suatu  benda dengan menggunakan kata-kata konkret
o   Siswa memperhatikan contoh dari guru penulisan puisi dengan  menggunakan media benda-benda sekitar
o   Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum  dimengerti
o   Siswa diminta mencari objek di sekitar untuk dituangkan dalam bentuk  puisi sederhana
o   Secara berpasangan siswa diminta untuk sharing, saling memberikan  masukan dan koreksi terhadap puisi yang ditulisnya
o   Siswa memperbaiki puisinya berdasarkan masukan temannya dan  menuliskan kembali dengan tulisan yang baik dan benar
o   Secara bergilir siswa maju untuk membacakan puisi hasil tulisannya.
Kegiatan Akhir (10’)
o   Siswa dan guru merangkum dan menyimpulkan materi, yaitu cara menulis  puisi dengan menggunakan pilihan kata yang tepat
o   Siswa diberi tugas rumah
Sumber  Belajar
o   Lingkungan benda-benda sekitar
o   KTSP 2006
o   Buku Pelajaran Bahasa Indonesia jilid IV
Penilaian
Tes dan Unjuk kerja
SOAL
1.      Identifikasi minimal tiga objek yang menurutmu paling menarik   untuk kamu jadikan bahan menulis sebuah puisi
2.      Tentukan satu objek dari tiga objek di atas kemudian tuliskan  kata-kata konkret untuk menggambarkan bentuk visualisainya
3.      Berdasarkan kalimat dan kata-kata konkret yang telah kamu tulis,  susunlah sebuah puisi sederhana.
PEDOMAN PENSEKORAN UNTUK  SOAL NO 2
KEGIATAN
SKOR
Siswa menuliskan 3 kalimat atau lebih
2
Siswa menuliskan 1-2 kalimat
1
Siswa tidak menuliskan apa-apa
0
PEDOMAN PENILAIAN UNTUK SOAL NO 3
NO
ASPEK
DESKRIPTOR
SKOR
1
Kesesuaian Isi
Isi puisi sesuai dengan tema yang dipilih
1-2
2
Kesesuaian Visualisasi
Visualisasi sesuai dengan bendanya
1-2
3
Pilihan  kata
Ketepatan dalam memilih  kata
1,5-3
4
Penggunaan Ejaan
Ketepatan dalam menggunakan huruf besar, tanda baca, ketepatan penulisan
1-2
5
Kejelasan dan kerapian
Tulisan rapi dan jelas
0,5-1
Daftar Rujukan
Aminuddin.1996.Isi dan Strategi Pengajaran Bahasa Indonesia Pendekatan  Terpadu dan Pendekatan Proses.Malang:FPBS IKIP Malang
Burn,P.C, Roe,B.D.& Ross, P.E.1996.Teaching Reading in Today’s Elementary Schools. Boston: Houghton Mifflin Company.
Depdiknas.2004.Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Standar Isi Mata  Pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta:Depdiknas.
Papas. C.C Keifer, B.Z.& Ilerestik.L.S.1995.An Integrated Language  Perspective in The Elementary School Theory Into Action. New York :  Longman Publisher.
No comments:
Post a Comment