17 persen responden berbohong tentang usia mereka atau alamat tempat tinggal. Sementara sembilan persen berbohong tentang status keuangan mereka atau hubungan perkawinan.
Satu dari empat pengguna internet tak pernah menggunakan nama asli saat mengakses situs atau menjadi anggota jejaring sosial di dunia maya. Tak hanya nama saja, pengguna internet juga kerap menggunakan data palsu saat online.
Dalam sebuah survei yang dilakukan Norton tercatat bahwa, 17 persen responden berbohong tentang usia mereka atau alamat tempat tinggal. Sementara sembilan persen berbohong tentang status keuangan mereka atau hubungan perkawinan.
Survei bertajuk 'Norton Cybercrime Report: The Human Impact'mengungkapkan bahwa perilaku dan tindakan berbohong pengguna internet tersebut terkait dengan kekhawatiran mereka terhadap kejahatan dunia maya. Mereka khawatir bahwa dengan menggunakan identitas asli mereka akan menjadi korban kejahatan cyber.
Wajar saja mengingat, Norton mencatat bahwa dua pertiga pengguna web telah menjadi korban cybercrime.
Selain itu, survei yang juga menyentuh perilaku online itu juga menyebutkana bahwa mengunduh lagu dan film adalah hal yang legal alias tak melanggar hukum. Parahnyalagi 17 responden menyatakan plagiarisme atau mengambil konten baik teks atau gambar dari internet adalah hal yang wajar.
Orla Cox, Ahli keamanan Symantec mengatakan, tak terlalu kaget dengan perilaku pengguna internet tersebut. "Banyak orang,ingin mendapatkan informasi tentang orang lain di web, tapi mereka sendiri ingin tetap anonim, untuk menyembunyikan beberapa informasi mereka sendiri sehingga sulit mengidentifikasi," kata Orla.
"Saya tidak berpikir itu sebagai hal yang buruk tapi ada kemungkinan orang berusaha untuk menciptakan sebuah identitas yang sama sekali berbeda untuk tujuan jahat," tambahnya.
Satu dari empat pengguna internet tak pernah menggunakan nama asli saat mengakses situs atau menjadi anggota jejaring sosial di dunia maya. Tak hanya nama saja, pengguna internet juga kerap menggunakan data palsu saat online.
Dalam sebuah survei yang dilakukan Norton tercatat bahwa, 17 persen responden berbohong tentang usia mereka atau alamat tempat tinggal. Sementara sembilan persen berbohong tentang status keuangan mereka atau hubungan perkawinan.
Survei bertajuk 'Norton Cybercrime Report: The Human Impact'mengungkapkan bahwa perilaku dan tindakan berbohong pengguna internet tersebut terkait dengan kekhawatiran mereka terhadap kejahatan dunia maya. Mereka khawatir bahwa dengan menggunakan identitas asli mereka akan menjadi korban kejahatan cyber.
Wajar saja mengingat, Norton mencatat bahwa dua pertiga pengguna web telah menjadi korban cybercrime.
Selain itu, survei yang juga menyentuh perilaku online itu juga menyebutkana bahwa mengunduh lagu dan film adalah hal yang legal alias tak melanggar hukum. Parahnyalagi 17 responden menyatakan plagiarisme atau mengambil konten baik teks atau gambar dari internet adalah hal yang wajar.
Orla Cox, Ahli keamanan Symantec mengatakan, tak terlalu kaget dengan perilaku pengguna internet tersebut. "Banyak orang,ingin mendapatkan informasi tentang orang lain di web, tapi mereka sendiri ingin tetap anonim, untuk menyembunyikan beberapa informasi mereka sendiri sehingga sulit mengidentifikasi," kata Orla.
"Saya tidak berpikir itu sebagai hal yang buruk tapi ada kemungkinan orang berusaha untuk menciptakan sebuah identitas yang sama sekali berbeda untuk tujuan jahat," tambahnya.
No comments:
Post a Comment