Jakarta Hujan darah di India disebut karena debu dari padang pasir. Namun fisikawan Godfrey Louis menemukan terdapat sel seperti serangga dalam air tersebut melalui mikroskopnya.
Lima tahun kemudian dia mengumumkan teori yang menyatakan serangga ini menjadi hujan merah darah di India, dan mungkin berasal dari komet yang meledak di atas bumi dan menyemai di awan.
Louis bergabung dengan pakar teori Chandra Wickramasinghe mengklaim serangga-serangga tersebut tidak seperti yang terdapat di bumi dan mengatakan bahwa sel hewan itu bereproduksi pada suhu 121 derajat celsius.
Saat dipanasi selama 2 jam, anak sel muncul dan bertambah seiring panjangnya paparan, kata ilmuwan itu.
Tim ini juga menemukan pola tidak biasa yang berubah saat disinari oleh sinar UV yang disebut perilaku fluorescence.
Menariknya, sel-sel ini tidak memiliki DNA. "Sebagai ahli biologi, saya tegaskan bahwa sel ini tampaknya tidak memilki DNA atau RNA (nucleic acid template) di mana merupakan penemuan luar biasa, tulisnya seperti dikutip dari Foxnews.
Bentuk kehidupan di bumi yang tidak memiliki DNA hanya protein yang disebut "prions yang menyebabkan penyakit sapi gila. Temuan tim ini belum diverifikasi
No comments:
Post a Comment