Model Pengajaran Langsung (Direct Instruction)
Pemilihan model pembelajaran yang digunakan oleh guru  sangat dipengaruhi oleh sifat dari materi yang akan diajarkan, juga  dipengaruhi oleh tujuan yang akan dicapai dalam pengajaran tersebut dan  tingkat kemampuan peserta didik. Di samping itu pula setiap model  pembelajaran selalu mempunyai tahap-tahap (sintaks) yang dilakukan oleh  siswa dengan bimbingan guru. Antara sintaks yang satu dengan sintaks  yang lain mempunyai perbedaan. Oleh karena itu guru perlu menguasai dan  dapat menerapkan berbagai model pembelajaran, agar dapat mencapai tujuan  pembelajaran yang ingin dicapai setelah proses pembelajaran sehingga  dapat tuntas seperti yang telah ditetapkan. Tetapi para ahli berpendapat  bahwa tidak ada model pengajaran yang lebih baik dari model pengajaran  yang lain.(Kardi dan Nur, 2000b : 13).
Model Direct Intruction  merupakan suatu pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa dalam  mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat  diajarkan selangkah demi selangkah. Pendekatan mengajar ini sering  disebut Model Pengajaran Langsung (Kardi dan Nur,2000a :2). Arends  (2001:264) juga mengatakan hal yang sama yaitu :”A teaching model that  is aimed at helping student learn basic skills and knowledge that can be  taught in a step-by-step fashion. For our purposes here, the model is  labeled the direct instruction model”. Apabila guru menggunakan model  pengajaran langsung ini, guru mempunyai tanggung jawab untuk  mengudentifikasi tujuan pembelajaran dan tanggung jawab yang besar  terhadap penstrukturan isi/materi atau keterampilan, menjelaskan kepada  siswa, pemodelan/mendemonstrasikan yang dikombinasikan dengan latihan,  memberikan kesempatan pada siswa untuk berlatih menerapkan konsep atau  keterampilan yang telah dipelajari serta memberikan umpan balik.
Model  pengajaran langsung ini dirancang khusus untuk menunjang proses belajar  siswa yang berkaitan dengan pengetahuan prosedural dan pengetahuan  deklaratif yang terstruktur dengan baik, yang dapat diajarkan dengan  pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah. Hal yang sama  dikemukakan oleh Arends (1997:66) bahwa: “The direct instruction model  was specifically designed to promote student learning of procedural  knowledge and declarative knowledge that is well structured and can be  taught in a step-by-step fashion.
Lebih lanjut Arends (2001:265) menyatakan bahwa: ”Direct instruction is a  teacher-centered model that has five steps:establishing set,  explanation and/or demonstration, guided practice, feedback, and  extended practiceA direct instruction lesson requires careful  orchestration by the teacher and a learning environment that  businesslike and task-oriented.” Hal yang sama dikemukakan oleh Kardi  dan Nur (2000a : 27), bahwa suatu pelajaran dengan model pengajaran  langsung berjalan melalui lima fase: (1) penjelasan tentang tujuan dan  mempersiapkan siswa, (2) pemahaman/presentasi materi ajar yang akan  diajarkan atau demonstrasi tentang keterampilan tertentu, (3) memberikan  latihan terbimbing, (4) mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik,  (5) memberikan latiham mandiri.
Pustaka
Kardi, S. dan Nur M.  2000a . Pengajaran Langsung. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya  University Press.
Arends, R.I. 2001. Learning to Teach. New  York:Mc graw Hill Companies, Inc
No comments:
Post a Comment