Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara  sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang saling mencerdaskan,  menyayangi, dan tenggang rasa antar sesama siswa sebagai latihan hidup  di dalam masyarakat nyata. Unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif  adalah sebagai berikut; (1) Para siswa harus memiliki persepsi bahwa  mereka “tenggelam atau berenang bersama.”; (2) Para siswa memiliki  tanggung jawab terhadap tiap siswa lain dalam kelompoknya, di samping  tanggung jawab terhadap diri mereka sendiri, dalam mempelajari materi  yang dihadapi; (3) Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semuanya  memiliki tujuan yang sama; (4) Para siswa harus membagi tugas dan  berbagi tanggung jawab sama besarnya di antara para anggota kelompok;  (5) Para siswa akan diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan  ikut berpengaruh terhadap evaluasi seluruh anggota kelompok; (6) Para  siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh keterampilan  bekerjasama selama belajar; (7) Para siswa akan diminta  mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam  kelompok kooperatif.
Lingkungan belajar untuk pembelajaran  kooperatif dicirikan oleh proses demokrasi dan peran aktif siswa dalam  menentukan apa yang harus dipelajari dan bagaimana mempelajarinya. Guru  menerapkan suatu struktur tingkat tinggi dalam pembentukan kelompok dan  mendefinisikan semua prosedur, namun siswa diberi kebebasan dalam  mengendalikan dari waktu ke waktu di dalam kelompoknya.
Selain  unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit, model  pembelajaran kooperatif sangat berguna untuk membantu siswa menumbuhkan  kemampuan bekerjasama, berfikir kritis, dan kemampuan untuk membantu  teman.
Landasan Teori dan Empirik  Model Pembelajaran Kooperatif
Pada tahun 1916, John Dewey, menulis  sebuah konsep pendidikan yang menyatakan bahwa kelas seharusnya cermin  masyarakat yang lebih besar dan berfungsi sebagai laboratorium untuk  belajar tentang kehidupan nyata. Pedagoginya mengharuskan guru  menciptakan di dalam lingkungan belajarnya suatu sistem sosial yang  dicirikan dengan prosedur demokrasi dan proses ilmiah. Pada tahun 1954  dan 1969, Herbert Thelan, berargumentasinya bahwa kelas haruslah  merupakan laboratorium yang bertujuan mengkaji masalah-masalah sosial  dan antar pribadi. Pada tahun 1994, Johnson dan Johnson, belajar  berdasarkan pengalaman didasarkan pada tiga asumsi bahwa Anda akan  belajar paling baik jika Anda secara pribadi terlibat dalam pengalaman  belajar itu, pengetahuan harus ditemukan sendiri dan menetapkan tujuan pembelajaran Anda sendiri
Pendekatan yang Digunakan pada Model Pembelajaran Kooperatif
(a)  Student Teams Achievement Division (STAD) adalah pembelajaran kooperatif  dimana tim-tim heterogen saling membantu satu sama lain, belajar dengan  menggunakan berbagai metode pembelajaran kooperatif dan prosedur kuis,  (b) Jigsaw adalah model pembelajaran kooperatif dimana setiap anggota  tim bertanggung jawab untuk menentukan materi pembelajaran yang  ditugaskan kepadanya, kemudian mengajarkan materi tersebut kepada teman  sekelompoknya yang lain, (c) Investigasi Kelompok adalah model  pembelajaran kooperatif dimana kelompok siswa tidak hanya bekerja sama  namun terlibat merencanakan baik topik untuk dipelajari dan prosedur  penyelidikan yang digunakan, (d) Pendekatan Struktural adalah model  pembelajaran kooperatif dimana dalam pendekatan ini tim mungkin  bervariasi dari 2-6 anggota dan struktur tugas mungkin ditekankan pada  tujuan-tujuan sosial atau akademik.
Keterampilan-ketrampilan yang  Perlu Terlebih Dulu Disosialisasikan kepada Siswa dalam Model  Pembelajaran Kooperatif: (1) Keterampilan kooperatif tingkat awal  meliputi berada dalam kelompok, mengambil giliran dan berbagi tugas,  berada dalam tugas, mendorong partisipasi, dan mengundang orang lain  untuk berbicara; (2) Keterampilan kooperatif tingkat menengah meliputi  mendengarkan dengan aktif, bertanya, membuat ringkasan, dan menerima  tanggung jawab; (3) Keterampilan kooperatif tingkat mahir meliputi  mengelaborasi, memeriksa ketetapan dan menetapkan tujuan (Lundgren dalam  Saragih, 2000: 18).
No comments:
Post a Comment