Wednesday, November 11, 2009

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS, contoh ptk, contoh proposal ptk, contoh proposal, ptk sd, proposal ptk sd, proposal penelitian

contoh ptk, contoh proposal ptk, contoh proposal, ptk sd, proposal ptk sd, proposal penelitian, penelitian tindakan kelas, proposal ptk matematika, contoh ptk sd, ptk matematika


  1. A. JUDUL PENELITIAN

PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENDESKRIPSI SECARA TERTULIS PADA SISWA KELAS II SD NEGERI ****************

  1. B. MATA PELAJARAN DAN BIDANG KAJIAN

Mata pelajaran : Bahasa Indonesia

Bidang kajian : pembelajaran inovatif

  1. C. PENDAHULUAN

Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi (BSNP, 2006). Untuk berbahasa dengan baik dan benar, maka diperlukan pendidikan dan pembelajaran bahasa Indonesia. Pendidikan dan pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu aspek penting yang perlu diajarkan kepada siswa di sekolah. Oleh karena itu pemerintah membuat kurikulum bahasa Indonesia yang wajib untuk diajarkan kepada siswa pada setiap jenjang pendidikan, yakni dari tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Perguruan Tinggi (PT).

Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan suatu tantangan tersendiri bagi seorang guru, mengingat bahasa ini bagi setiap sekolah merupakan bahasa pengantar yang dipakai untuk menyampaikan materi pelajaran yang lain. Pembelajaran bahasa Indonesia berfungsi membantu peserta didik untuk mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat dengan menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif (Depdiknas, 2006).

Kenyataan yang terjadi pada saat ini, mata pelajaran bahasa Indonesia sering diremehkan oleh sebagian besar siswa, bahkan dianggap sebagai mata pelajaran yang membosankan, khususnya dalam aspek menulis. Padahal manusia tidak terlepas dari bahasa. Terbukti dari penggunaannya untuk percakapan sehari-hari, tentu ada peran bahasa yang membuat satu sama lain dapat berkomunikasi dan saling menyampaikan maksud. Penggunaan bahasa tersebut tidak hanya dalam bentuk lisan saja akan tetapi bahasa juga dapat digunakan dalam bentuk tulisan. Pemikiran seseorang akan lebih mendapat pengakuan ketika sudah “dituliskan” sehingga orang lain yang membaca akan mengetahui apa yang ingin disampaikan (Anagram, 2007) dalam http://reinemarie.wordpress.com. Menurut Johana Pantow dkk (2002) yang tersedia dalam http://digilib.itb.ac.id pada tanggal 26 Januari 2008, menyatakan bahwa dalam dunia pendidikan, menulis merupakan suatu tuntutan keterampilan yang harus dikuasai oleh manusia sebagai bahasa tulis. Oleh karena itu, sejak dini pengajaran bahasa selalu harus didasarkan pada keterampilan bahasa dimana salah satunya adalah writing.

Kesulitan siswa dalam menulis biasanya terlihat ketika siswa diminta untuk menulis sebuah karangan sederhana, mendeskripsikan suatu benda ataupun ketika menulis puisi, mereka sering mengeluh dan terlihat bingung dengan apa yang ingin mereka tulis. Kebosanan, kejenuhan, serta kebingungan siswa dalam hal menulis sehingga mengakibatkan menurunnya prestasi belajar dalam pembelajaran menulis.

Menurunnya prestasi belajar siswa dapat dibuktikan dengan hasil tes pada mata pelajaran Bahasa Indonesia aspek menulis pada tanggal 15 Januari 2008, dengan tujuan pembelajaran mendeskripsikan binatang dengan bahasa tulis menggunakan media gambar yang dilaksanakan pada siswa kelas II SD NEGERI **************. Dari tes tersebut diperoleh hasil tulisan siswa belum sempurna, karena penggunaan katanya belum tepat dan kalimatnya cenderung diulang-ulang sehingga tidak mudah untuk dipahami. Perolehan nilai rata-rata kelas yang seharusnya mencapai angka di atas 70, pada kenyatannya hanya mencapai angka 65, sehingga hanya 27% siswa yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) bahasa Indonesia dalam aspek menulis untuk kelas II semester II SD NEGERI ************. Dengan permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya, maka guru harus mengambil tindakan, yakni dengan mencari dan menggunakan suatu pendekatan atau model pembelajaran yang efektif, inovatif, dan berpotensi memperbaiki pembelajaran menulis, sehingga meningkatkan minat, motivasi, dan sikap siswa terhadap pembelajaran menulis yang berakibat pada meningkatnya prestasi belajar siswa. Dengan demikian guru dapat merancang suatu bentuk pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan melalui pendekatan kontekstual dengan media gambar sebagai media alternatif dalam pemecahan masalah tersebut.

Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (Dikdasmen Diknas, 2002:1). Media gambar dimaksudkan untuk memudahkan siswa dalam mendeskripsikan seekor binatang dengan bahasa tulis. Media gambar digunakan dalam penelitian ini karena pola berpikir siswa kelas II yang masih memerlukan media pembelajaran yang konkrit. Dengan kedua hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan keterampilan siswa kelas II SD NEGERI *************** dalam mendeskripsikan bintang dengan bahasa tulis.

  1. D. RUMUSAN MASALAH DAN RENCANA PEMECAHAN MASALAH
    1. 1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah pokok dalam penelitian ini adalah :

  1. Apakah melalui pendekatan kontekstual dapat meningkatkan kemampuan mendeskripsi secara tertulis siswa kelas II SD NEGERI **************?
  2. Apakah melalui pendekatan kontekstual dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas II SD NEGERI **************** dalam pembelajaran?
  3. Bagaimana keterampilan guru menggunakan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran?

  1. 2. Rencana Pemecahan Masalah

Masalah rendahnya prestasi belajar siswa kelas II SD NEGERI ************ dalam mendeskripsi dengan bahasa tulis pada mata pelajaran Bahasa Indonesia ditindaklanjuti oleh guru dengan mengadakan penelitian tindakan kelas (PTK). Dalam hal ini, siswa diharapkan dapat mencapai tujuan pembelajaran dalam mendeskripsi dengan bahasa tulis. Penelitian tindakan kelas (PTK) tersebut dilakukan dalam tiga siklus. Setiap siklus terdiri dari perencaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) tersebut, dilakukan dengan suatu pembelajaran yang inovatif dan diyakini dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas II SD NEGERI **************. Pembelajaran inovatif dalam penelitian ini menggunkan pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning), dengan media berupa gambar binatang sebagai media dalam pembelajaran individu (siklus I), puzzle (potongan gambar) seekor binatang sebagai media dalam pembelajaran berbasis kelompok (siklus II), puzzle (potongan gambar) beberapa binatang dalam satu lingkugan tempat hidupnya sebagai media untuk pembelajaran berbasis kelompok (siklus III). Ketiga media yang digunakan dalam PTK tersebut untuk merangsang keaktifan siswa dalam bertanya jawab tentang hal-hal yang berkaitan dengan gambar, serta untuk meningkatkan kreatifitas siswa dalam menyusun puzzle. Selain itu juga sebagai alat bantu dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam medeskripsikan binatang dalam bentuk tulisan. Dengan penelitian tindakan tersebut, diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dengan nilai rata-rata kelas dalam pencapaian tujuan tersebut di atas 70 dan dalam pembelajaran menulis setiap siswa diharapkan dapat memperoleh nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) bahasa Indonesia aspek menulis kelas II semester II yang telah dibuat dan ditentukan oleh SDN 02 Pedawang kabupaten Pekalongan, yakni 70.

  1. E. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk :

  1. Mengetahui peningkatkan keterampilan siswa kelas II SD NEGERI *********** menggunakan pendekatan kontekstual dalam mendeskripsi secara secara tertulis.
  2. Mengetahui peningkatkan aktivitas siswa kelas II SD NEGERI *********** dalam pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual.
  3. Mendeskripsi keterampilan guru dalam menggunakan pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning).

  1. F. MANFAAT PENELITIAN
    1. 1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis, penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat meningkatkan dan memperbaiki mutu pembelajaran menulis dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas II semester II dengan menggunakan media gambar binatang melalui pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning).

  1. 2. Manfaat Praktis
    1. a. Bagi Siswa

Penelitan ini diharapkan dapat memberikan pengalaman bagi siswa dalam pembelajaran, sehingga siswa lebih termotivasi dalam belajar bahasa Indonesia, khususnya dalam aspek menulis. Dengan demikian, siswa dapat menyukai kegiatan menulis dan dapat mengembangkan kreativitas siswa dalam menuangkan berbagai ide, gagasan, serta pengalamannya dalam sebuah tulisan imajinatif yang dapat dinikmati oleh orang lain.

  1. b. Bagi Guru

Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi guru, yakni dapat memberikan pengalaman dan wawasan bagi guru bahwa dalam membelajarkan bahasa Indonesia pada aspek menulis, khususnya bagi siswa kelas rendah yang membutuhkan suatu pendekatan dalam pembelajaran sehingga dapat memberikan rasa nyaman dan rasa senang pada siswa pada saat pembelajaran. Dengan demikian siswa dapat termotivasi dalam belajar dan akan berakibat pada pencapaian prestasi belajar yang maksimal dan sesuai dengan harapan.

  1. c. Bagi Sekolah

Penelitian tindakan ini dilakukan sebagai tolok ukur dalam peningkatan dan perbaikan mutu pembelajaran menulis di sekolah.

  1. G. KAJIAN PUSTAKA
    1. 1. Kajian Teori
      1. a. Teori Belajar

Belajar secara umum adalah terjadinya perubahan pada diri orang belajar karena pengalaman (Prof. Dr. Max Darsono, dkk, 2000:4). Sedangkan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih baik (Prof. Dr. Max Darsono, dkk, 2000:24).

Pembelajaran menurut Gestalt adalah usaha guru untuk memberikan materi pembelajaran sedemikian rupa, sehingga siswa lebih mudah mengorganisirnya (mengaturnya) menjadi suatu gestalt (pola bermakna).

Nina Wiyana (2007) dalam http://www.duniaguru.com, menyampaikan tentang teori Gestalt yang mengungkapkan bahwa belajar adalah perubahan perilaku individu yang terjadi melalui pengalaman.

  1. b. Pembelajaran bahasa Indonesia

Menurut M. Ngalim Purwanto (1997:4) bahasa memungkinkan manusia untuk saling berhubungan (berkomunikasi), saling berbagi pengalaman, saling belajar dari orang lain, memahami orang lain, menyatakan diri, dan meningkatkan kemampuan intelektual. Mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah program untuk mengembangkan pengetahuan, mempertinggi kemampuan berbahasa, dan menumbuhkan sikap posisitp terhadap bahasa Indonesia.

Achmad Alfianto (2006) yang tersedia dalam http://re-researcengines.com, menyebutkan bahwa pendidikan Bahasa Indonesia merupakan salah satu aspek penting yang perlu diajarkan kepada para siswa di sekolah. Oleh karena itu, mata pelajaran Bahasa Indonesia diibaratkan seperti ulat yang hendak bermetamorfosis menjadi kupu-kupu.

M. Ngalim Purwanto (1997:4) juga menyebutkan ruang lingkup pembelajaran bahasa Indonesia meliputi :

  1. penguasaan bahasa Indonesia;
  2. kemampuan memahami;
  3. keterampilan berbahasa/menggunakan bahasa untuk segala macam keperluan;
  4. apresiasi sastra.

Menurut M. Ngalim Purwanto (1997:5) pembelajaran bahasa Indonesia memiliki tujuan, antara lain :

1) Tujuan umum

  1. Siswa menghargai dan membanggakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan (nasional) dan bahasa negara.
  2. Siswa memahami bahasa dari segi bentuk, makna, dan fungsi, untuk bermacam tujuan/keperluan dan keadaan.
  3. Siswa memiliki kemampuan menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual (berpikir kreatif, menggunakan akal sehat, menerapkan pengetahuan yang berguna; memecahkan masalah, kematangan emosional, dan sosial).
  4. Siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluan wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa

2) Tujuan khusus

  1. Tujuan khusus dalam lingkup kebahasaan
    1. Siswa memahami cara penulisan kata-kata berimbuhan, kata ulang, dan tanda baca dalam kalimat.
    2. Siswa memahami bentuk dan makna imbuhan.
    3. Siswa memahami ciri-ciri kalimat berita dan kalimat perintah.
    4. Siswa memahami ucapan kalimat langsung dan tidak langsung.
    5. Siswa memahami dan dapat mengaplikasikan makna kata umum dan kata khusus.
    6. Siswa memahami dan dapat menggunakan makna ungkapan dan peribahasa.
    7. Siswa memahami perbedaan dan dapat menggunakan sinonim dan antonim.
    8. Siswa mampu membedakan bentuk puisi, prosa, dan drama secara sederhana dan dapat menikmatinya.
    9. Tujuan khusus dalam lingkup pemahaman bahasa
      1. Siswa mampu memperoleh informasi dan memberi tanggapan dengan tepat dalam berbagai hal kegiatan (mendengarkan, bercakap-cakap, membaca, dan menulis).
      2. Siswa mampu menyerap pengungkapan perasaan orang lain secara lisan dan memberi tanggapan yang cepat dan tepat.
      3. Siswa mampu menyerap pesan, gagasan, dan pendapat orang lain dari berbagai sumber, baik tertulis maupun lisan.
      4. Siswa memperoleh kenikmatan dan manfaat dari mendengarkan.
      5. Memahami dan dapat mengevaluasi isi bacaan dengan tepat.
      6. Siswa mampu mencari sumber, mengumpulkkan, dan menyerap informasi yang diperlukannya.
      7. Siswa mampu menyerap isi dan pengungkapan perasaan melalui bacaan dan menanggapinya secara tepat.
      8. Siswa memiliki kegemaran membaca untuk meningkatkan pengetahuan dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari dan membaca karya-karya sastra.
      9. Tujuan khusus daam lingkup penggunaan
        1. Siswa mampu memberikan berbagai informasi secara lisan.
        2. Siswa mampu mengungkapkan gagasan, pendapat, pengalaman dan pesan secara lisan.
        3. Siswa mampu mnegungkapkan perasaan secara lisan.
        4. Siswa mampu berinteraksi dan menjalin hubungan dengan orang lain secara lisan.
        5. Siswa memiliki kepuasan dan kesenangan berbicara.
        6. Siswa mampu menuangkan pengalaman dan gagasannya secara tertulis dengan jelas.
        7. Siswa mampu mengungkapkan perasaan secara tertulis dengan jelas.
        8. Siswa mampu menuliskan informasi sesuai dengan konteks keadaan.

  1. c. Menulis

Menulis merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam seluruh proses belajar yang dialami siswa selama menuntut ilmu di sekolah. Menulis merupakan suatu kegiatan untuk menciptakan catatan atau informasi pada suatu media dengan menggunakan aksara (Wikipedia Indonesia, 2006) yang tersedia dalam http://id.wikipedia.org. Menulis memerlukan keterampilan karena diperlukan latihan-latihan yang berkelanjutan dan terus-menerus (Dawson, dkk, dalam Nurchasanah 1997:68). Secara garis besar, menulis adalah bentuk dari komunikasi yang membutuhkan keterampilan agar menghasilkn tulisan yang baik.

Menurut Johana Pantow, dkk (2002) yang tersedia dalam http://digilib.itb.ac.id mengatakan bahwa menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dimiliki oleh orang yang menggunakan bahasa atau yang mempelajari suatu bahasa. Dengan menulis seorang anak dapat membenamkan diri ke dalam proses kreatif, yakni anak dapat menciptakan sesuatu yang juga berarti melontarkan pertanyaan-pertanyaan, mengalami keraguan dan kebingungan , sampai akhirnya menemukan pemecahan (Puji Arya Yanti, 2007) yang tersedia dalam http://www.sabda.org.

Tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran menulis adalah agar siswa mampu mengungkapkan gagasan, pendapat, pengetahuan secara tertulis serta memiliki kegamaran menulis (Depdikbud, 1997).

Puji Arya Yanti (2007) http://www.sabda.org, menyebutkan bahwa dengan kegiatan menulis anak dapat memperoleh manfaat, antara lain :

1) Anak dapat menyatakan perasaannya tentang apa yang dialami dalam bentuk tulisan.

2) Anak dapat menyatukan pikiran ketika menuangkan ide dengan kata-kata.

3) Anak dapat menunjukkn kasih kepada sesama, misalnya dengan menulis surat ucapan terimakasih atau ulang tahun kepada orang tua, teman, bahkan guru.

4) Anak dapat meningkatkan daya ingat dengan cara membuat dan menulis informasi tentang sesuatu.

  1. d. Menulis Deskripsi

Menulis deskripsi dapat dilakukan dengan cara menuliskan kalimat-kalimat deskripsi dari gambar-gambar yang mereka miliki. Kegiatan menulis deskripsi ini dapat merangsang anak untuk mengungkapkan suatu bentuk/benda yang dipahami anak melalui tulisan (Puji Arya yanti, 2007) http://www.sabda.org.

Anak-anak dapat diminta untuk menulis kalimat-kalimat deskripsi dari gambar-gambar (sesuai dengan materi pelajaran yang disampaikan) yang dipasang di kelas. Untuk me-review, anak-anak dapat diminta untuk memasangkan kalimat-kalimat itu sesuai dengan gambar-gambar tersebut. Sebagai kreasi dalam pelajaran, anak-anak dapat menulis deskripsi tentang binatang-binatang dan memasangkannya dengan foto binatang yang tersedia (PEPAK SABDA, 2002) yang teredia dalam http://pepak.sabda.org.

  1. e. Media gambar

Purwanti dan Eldarni (2004: 4) dalam Wijaya Kusumah (2007) yang tersedia dalam http://wijayalabs.blogspot.com, mengungkapkan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim pesan ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga terjadi proses pembelajaran.

Penggolongan media pembelajaran menurut Gerlach dan Ely yang dikutip oleh Rohani (1997:16) dalam Wijaya Kusumah (2007) yang tersedia dalam http://wijayalabs.blogspot.com, yaitu:

1) Gambar diam, baik dalam teks, bulletin, papan display, slide, film strip, atau overhead proyector.

2) Gambar gerak, baik hitam putih maupun berwana, baik bersuara maupun yang tidak bersuara.

3) Rekaman bersuara baik dalam kaset maupun dalam piringan hitam.

4) Televisi.

5) Benda-benda hidup simulasi maupun model.

6) Instrisional berprogram ataupun CAI (Computer Assisten Instruction).

D. syahrudin (2007) dalam penelitiannya yang tersedia pada http://ind.sps.upi.edu mengungkapkan bahwa :

a. Media gambar dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis karangan di sekolah dasar.

b. Penggunaan media gambar dalam pembelajaran lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkembangkan motivasi belajar, dan dapat mengatasi keterbatasan pengalaman siswa dalam berimajinasi dan berekespresi.

c. Kendala yang dihadapi guru dalam pembelajaran menulis karangan dengan menggunakan media gambar adalah keterbatasan waktu, karena pada umumnya guru sekolah dasar mengajarkan beberapa bidang studi dalam satu kelas.

  1. f. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning)

Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (Dikdasmen Diknas, 2002:1).

Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual bertujuan membekali siswa dengan pengetahuan yang secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari suatu permasalahan ke permasalahan lain, dari suatu konteks ke konteks lain. Pengalaman awal siswa merupakan material yang sangat berharga. Pengalaman awal ini dapat tumbuh dan berkembang dari lingkungan keluarga maupun masyarakat sekitar. Dengan layanan guru yang memadai melalui berbagai bentuk penugasan, siswa belajar bekerja sama untuk menyelesaikan masalah (problem-based learning) dan saling menghargai sehingga hubungan antarsiswa akan lebih harmonis. Siswa yang merasa “kurang” dapat belajar bersama-sama siswa yang pandai mengerjakan dan mempertanggungjawabkan proyek yang ditugaskan (Zaenuri Mastur, 2004) dalam http://www.suaramerdeka.com.

Menurut Dr. Zolazlan Hamidi (2001) dalam http://www.tutor.com.my, kaidah pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah proses pembelajaran yang merangkumkan contoh yang diterbitkan daripada pengalaman harian dalam kehidupan pribadi masyarakat serta profesi dan menyajikan aplikasi hands-on yang konkrit (nyata) tentang bahan yang akan dipelajari.

Dikdasmen Diknas (2002:10-19), menyebutkan bahwa ada 7 (tujuh) unsur yang harus ada dalam pembelajaran kontekstual, yaitu :

1) Constructivisme, artinya bahwa dalam pembelajaran kontekstual harus dapat membangun dan membentuk konsep atau pengetahua baru.

2) Inquiry, artinya bahwa dalam pembelajaran kontekstual harus ada penemuan suatu konsep atau pengetahuan baru dari proses yang dilakukan sendiri oleh siswa.

3) Questioning, dalam pembelajaran harus muncul banyak pertanyaan untuk menggiring siswa dalam menentukan konsep baru.

4) Modeling, dalam pembelajaran kontekstual harus ada contoh atau model yang dijadikan media dalam pembelajaran tersebut, khususnya bidang keterampilan.

5) Community Learning, dalam pembelajaran kontekstual harus dapat diciptakan masyarakat belajar. Dalam hal ini siswa belajar dalam bentuk kelompok untuk melakukan kerja sama.

6) Reflection, artinya bahwa konsep pengetahuan yang telah ditemukan dapat direfleksikan agar memiliki makna dalam kehidupan siswa.

7) Authentic Assessment, pembelajaran kontekstual harus dinilai berdasarkan kenyataan yang ada (proses dan hasil) melalui berbagai macam alat dan jenis penilaian.

  1. g. Hasil Penelitian Terdahulu

D. Syarifudin (2007) dalam penelitiannya yang berjudul “Penggunaan Media Gambar untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Prosa” yang tersedia dalam http://ind.sps.upi.edu mengungkapkan bahwa :

a. Media gambar dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis karangan di sekolah dasar.

b. Penggunaan media gambar dalam pembelajaran lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkembangkan motivasi belajar, dan dapat mengatasi keterbatasan pengalaman siswa dalam berimajinasi dan berekespresi.

c. Kendala yang dihadapi guru dalam pembelajaran menulis karangan dengan menggunakan media gambar adalah keterbatasan waktu, karena pada umumnya guru sekolah dasar mengajarkan beberapa bidang studi dalam satu kelas.

Dalam http://flahchintya23.wordpress.com yang diakses 10 Maret 2008, menyatakan bahwa untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis deskripsi dapat dilakukan dengan menggunakan strategi menulis terbimbing. Strategi tersebut menekankan pada aktivitas pembelajaran menulis secara berkolaborasi atau kerjasama di mana semua siswa mendapat bagian (Farris, 1993). Penelitian Jubaidah (2004) menemukan fakta bahwa dengan strategi kelompok dinyatakan dapat meningkatkan keterampilan menulis deskripsi.

Sri Purwaningtyas (2007) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Pendekatan Kontekstual (CTL) Terhadap Keterampilan Menulis Deskripsi” yang tersedia dalam http://pasca.uns.ac.id, mengungkapkan tentang keberhasilan penggunaan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran. Dalam penelitian tersebut dinyatakan bahwa pembelajaran menulis deskripsi dengan pendekatan kontekstual menghasilkan keterampilan menulis deskripsi siswa yang lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran menulis deskripsi dengan pendekatan konvensional.

  1. 2. Hipotesis Tindakan

Melalui pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning) menggunakan media gambar yang dilaksanakan dalam siklus 1, 2, dan 3, diharapkan dapat meningkatkan keterampilan siswa kelas II SD NEGERI *************** dalam mendeskripsikan binatang dengan bahasa tulis.

  1. H. METODE PENELITIAN
    1. 1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (classromm-based action research) dengan peningkatan pada unsur desain untuk memungkinkan diperolehnya gambaran kefektifan tindakan yang dilakukan.

  1. a. Perencanaan Awal

a) Merasakan adanya masalah.

b) Analisis masalah

c) Perumusan masalah

  1. b. Perencanaan Tindakan

a) Membuat skenario pembelajaran.

b) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas.

c) Mempersiapkan instrument untuk merekan dan menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan.

d) Melaksanakan simulasi pelaksanaan tindakan perbaikan untuk menguji keterlaksanaan rancangan.

  1. c. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan yang meliputi siapa yang melakukan apa, kapan, di mana, dan bagaimana melakukannya. Skenario tindakan yang telah direncakanan, dilaksanakan dalam situasi yang aktual. Pada saat yang bersamaan kegiatan ini juga disertai dengan kegiatan observasi dan interpretasi serta diikuti dengan kegiatan refleksi.

  1. d. Observasi

Pada bagian pengamatan, dilakukan perekaman data yang meliputi proses dan hasil dari pelaksanan kegiatan. Tujuan dilakukannya pengamatan adalah untuk mengumpulkan bukti hasil tindakan agar dapat dievaluasi dan dijadikan landasan dalam melakukan refleksi.

  1. e. Refleksi

Pada bagian refleksi dilkukan analisis data mengenai proses, masalah, dan hambatan yang dijumpai dan dilanjutkan dengan refleksi terhadap dampak pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan.

  1. 2. Perencanaan Tahap Penelitian
    1. a. Perencanaan Siklus I

1) Perencanaan

Guru (peneliti) membuat perencanaan awal yakni dengan mengidentifikasi masalah yang terjadi di dalam kelas, serta mecari alternatif pemecahan masalah tersebut dengan menggunakan pendekatan atau model pembelajaran tertentu. Dalam hal ini peneliti menggunakan pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning) untuk meningkatkan keterampilan siswa kelas II SD NEGERI ************ dalam mendeskripsikan binatang dengan bahasa tulis menggunakan media gambar.

Peneliti melakukan perencanaan tindakan dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dalam penelitian kali ini, peneliti mengambil kompetensi dasar mendeskripsikan tumbuhan dan binatang di sekitar secara sederhana dengan bahasa tulis. Pada siklus ini, peneliti menggunakan media atau alat bantu pembelajaran berupa gambar ilustrasi tentang bintang yang ada di lingkungan sekitar yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat dinikmati oleh semua siswa. Peneliti mempersiapkan lembar observasi mengenai aktivitas siswa pada saat pembelajaran serta lembar penilaian hasil karya siswa.

2) Pelaksanaan

Pada siklus ini peneliti menggunakan konsep belajar secara individu untuk mengetahui tingkat kemampuan masing-masing siswa dengan menggunakan media gambar melalui pendekatan kontekstual. Pelaksanaannya dilakukan selama dua pertemuan. Prosedur pelaksanaannya sebagai berikut :

a) Peneliti menayangkan gambar.

b) Siswa mulai memperhatikan gambar dan mengamati hal-hal yang ada dalam gambar.

c) Siswa mulai mendeskripsikan binatang yang terdapat dalam gambar dengan menyebutkan ciri-cirinya secara lengkap.

d) Dalam kegiatan tersebut peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dengan semua warga kelas.

e) Peneliti memberikan arahan dan timbal balik kepada siswa yang bertanya sehingga imajinasi siswa semakin kompleks.

f) Siswa membacakan hasil tulisannya di depan kelas.

g) Siswa lain mendengarkan.

h) Peneliti memotivasi siswa dengan cara memberikan penguatan verbal berupa kata-kata dan non verbal berupa tepuk tangan.

i) Siswa memajangkan karyanya di tempat yang telah disediakan.

j) Sebagai akhir pembelajaran guru menyanyikan lagu “bebek-bebekku”.

3) Observasi

Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang berupa check list untuk mengetahui sejauh mana minat siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan motivasi-motivasi yang diberikan guru, untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran, serta tingkat keterampilan dan daya imajinasi siswa dalam menulis, mengetahui kemahiran siswa dalam mengolah kata-kata sehingga menjadi sebuah tulisan yang runtut, dengan teknik penyajian yang sesuai.

4) Refleksi

Peneliti membuat analisis data untuk mengetahui tingkat keberhasilan tindakan pada siklus I sebagai acuan untuk pelaksanaan pada siklus berikutnya.

  1. b. Perencanaan Siklus II

1) Perencanaan

Pada siklus II guru (peneliti) membuat perencanaan awal yakni dengan mengidentifikasi masalah yang terjadi di dalam kelas, serta mecari alternatif pemecahan masalah tersebut dengan menggunakan pendekatan atau model pembelajaran tertentu. Dalam hal ini peneliti tetap menggunakan pendekatan pendekatan (Contextual Teaching and Learning) untuk meningkatkan keterampilan siswa kelas II SD NEGERI ********* dalam mendeskripsikan binatang dengan bahasa tulis menggunakan media gambar.

Peneliti melakukan perencanaan tindakan dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan kompetensi dasar mendeskripsikan tumbuhan dan binatang di sekitar secara sederhana dengan bahasa tulis. Pada siklus ini, peneliti menggunakan media atau alat bantu pembelajaran berupa puzzle (potongan gambar) tentang seekor binatang yang diketahui siswa untuk masing-masing kelompok, karena pada siklus II ini, peneliti menggunakan konsep pembelajaran dalam bentuk kelompok. Hal itu dimaksudkan untuk mengetahui interaksi siswa dengan sesama. Peneliti juga menyediakan kertas undian untuk mengambil puzzle yang telah disediakan. Sebagai alat untuk memotivasi siswa dalam meningkatkan prestasi belajar Bahasa Indonesia guru menyediakan piagam penghargaan untuk kelompok yang memiliki predikat kelompok Top 1, kelompok Top 2, dan kelompok Top 3. Peneliti menyiapkan lembar obeservasi untuk mengamati aktifitas siswa dalam kelompok pada saat pembelajaran dan lembar penilaian untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dengan alternatif pembelajaran yang dilakukan peneliti.

2) Pelaksanaan

Pelaksanaan dilakukan selama dua pertemuan dengan konsep pembelajaran secara kelompok. Prosedur pelaksanaannya adalah sebagai berikut :

a) Peneliti menyediakan media pembelajaran yang berupa puzzle tentang gambar binatang yang ada di sekitar dan kertas undian untuk mengambil gambar.

b) Siswa dipersiapkan untuk duduk secara berkelompok sesuai dengan kelompok yang telah dibentuk.

c) Sebelum memulai pembelajaran, siswa memberi nama untuk masing-masing kelompoknya dengan nama binatang yang disukai.

d) Siswa memberikan alasan tentang pemberian nama pada kelompoknya.

e) Setiap kelompok membuat yel-yel, kemudian diucapkan.

f) Setiap kelompok mengambil puzzle sesuai dengan undian.

g) Siswa dalam kelompoknya menyusun puzzle (potongan gambar) kemudian mengamati gambar yang telah terbentuk.

h) Siswa menuliskan deskripsi tentang binatang dalam gambar yang diamati, misalnya dengan menyebutkan ciri-cirinnya secara lengkap.

i) Dalam kegiatan itu, guru terus memantau kerja siswa seraya memberikan arahan-arahan yang diperlukan siswa.

j) Setelah selesai menuliskan deskripsinya, siswa membuat kalimat-kalimat tentang ciri-ciri binatang yang harus ditebak oleh kelompok lain.

k) Hasil karya siswa dibacakan di depan kelas oleh perwakilan tiap kelompok.

l) Guru bersama siswa menentukan kelompok-kelompok yang yang berhak mendapatkan penghargaan.

m) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang berhak dalam bentuk piagam dan tanda bintang.

n) Siswa memajangkan hasil karyanya ditempat yang telah disediakan.

3) Observasi

Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang berupa check list untuk mengetahui sejauh mana minat siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan motivasi-motivasi yang diberikan guru, untuk mengetahui aktifitas siswa dalam pembelajaran, aktifitas siswa dalam kelompok, serta tingkat keterampilan dan daya imajinasi siswa dalam menulis, dan untuk mengetahui kemahiran siswa dalam mengolah kata-kata sehingga menjadi sebuah tulisan yang runtut, dengan teknik penyajian yang sesuai.

4) Refleksi

Peneliti membuat analisis data untuk mengetahui tingkat keberhasilan tindakan pada siklus II sebagai acuan untuk pelaksanaan pada siklus berikutnya jika memang diperlukan.

  1. c. Perencanaan Siklus III

1) Perencanaan

Pada siklus III guru (peneliti) membuat perencanaan awal yakni dengan mengidentifikasi masalah yang terjadi di dalam kelas, serta mecari alternatif pemecahan masalah tersebut dengan menggunakan pendekatan atau model pembelajaran tertentu. Dalam hal ini peneliti tetap menggunakan pendekatan pendekatan (Contextual Teaching and Learning) untuk meningkatkan keterampilan siswa kelas II SD NEGERI ********* dalam mendeskripsikan binatang dengan bahasa tulis menggunakan media gambar.

Peneliti melakukan perencanaan tindakan dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan kompetensi dasar mendeskripsikan tumbuhan dan binatang di sekitar secara sederhana dengan bahasa tulis. Pada siklus ini, peneliti menggunakan media atau alat bantu pembelajaran berupa puzzle (potongan gambar) yang lebih rumit tentang beberapa binatang dalam satu lingkungan hidupnya yang diketahui siswa untuk masing-masing kelompok, karena pada siklus III ini, peneliti menggunakan konsep pembelajaran dalam bentuk kelompok seperti pada siklus sebelumnya. Hal itu dimaksudkan untuk mengetahui interaksi siswa dengan sesama dan untuk membuktikan bahwa pembelajaran menulis secara kelompok hasilnya lebih optimal. Peneliti juga menyediakan kertas undian untuk mengambil puzzle yang telah disediakan. Sebagai alat untuk memotivasi siswa dalam meningkatkan prestasi belajar Bahasa Indonesia guru menyediakan piagam penghargaan untuk kelompok yang memiliki predikat kelompok Good, kelompok Better, dan kelompok Best. Peneliti menyiapkan lembar obeservasi untuk mengamati aktifitas siswa dalam kelompok pada saat pembelajaran dan lembar penilaian untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dengan alternatif pembelajaran yang dilakukan peneliti.

2) Tindakan

Pelaksanaan dilakukan selama dua pertemuan dengan konsep pembelajaran secara kelompok. Prosedur pelaksanaannya adalah sebagai berikut :

a) Peneliti menyediakan media pembelajaran yang berupa puzzle tentang gambar beberapa binatang yang ada di sekitar dan kertas undian untuk mengambil gambar.

b) Siswa dipersiapkan untuk duduk secara berkelompok sesuai dengan kelompok yang telah dibentuk.

c) Sebelum memulai pembelajaran, siswa memberi nama untuk masing-masing kelompoknya dengan nama binatang yang disukai.

d) Siswa memberikan alasan tentang pemberian nama pada kelompoknya.

e) Setiap kelompok menyuarakan yel-yel dalam bentuk lagu tentang binatang.

f) Setiap kelompok mengambil puzzle sesuai dengan undian.

g) Siswa dalam kelompoknya menyusun puzzle (potongan gambar) kemudian mengamati gambar yang telah terbentuk.

h) Siswa menuliskan deskripsi tentang binatang dalam gambar yang diamati, misalnya dengan menyebutkan ciri-cirinnya secara lengkap.

i) Dalam kegiatan itu, guru terus memantau kerja siswa seraya memberikan arahan-arahan yang diperlukan siswa.

j) Setelah selesai menuliskan deskripsinya, siswa membuat kalimat tebakan tentang ciri-ciri binatang yang harus ditebak oleh kelompok lain.

k) Hasil karya siswa dibacakan di depan kelas oleh perwakilan tiap kelompok.

l) Guru bersama siswa menentukan kelompok-kelompok yang yang berhak mendapatkan penghargaan.

m) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang berhak dalam bentuk piagam dan tanda bintang.

n) Siswa memajangkan hasil karyanya ditempat yang telah disediakan.

3) Observasi

Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang berupa check list untuk mengetahui sejauh mana minat siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan motivasi-motivasi yang diberikan guru, untuk mengetahui aktifitas siswa dalam pembelajaran, aktifitas siswa dalam kelompok, serta tingkat keterampilan dan daya imajinasi siswa dalam menulis, dan untuk mengetahui kemahiran siswa dalam mengolah kata-kata sehingga menjadi sebuah tulisan yang runtut, dengan teknik penyajian yang sesuai.

4) Refleksi

Peneliti membuat analisis data untuk mengetahui tingkat keberhasilan tindakan pada siklus III sebagai acuan untuk pelaksanaan pada siklus berikutnya jika memang diperlukan.

  1. 3. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukkan di kelas II SD NEGERI **********************.

  1. 4. Subjek Penelitian

Subjek penelitian tindakan ini adalah siswa kelas II SD NEGERI ***********, berjumlah 22 siswa untuk semester II tahun pelajaran 2007/2008.

  1. 5. Data dan Sumber data

Jenis data bersifat kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif berupa peningkatan hasil belajar siswa setelah dilakukan penelitian tindakan dengan lembar penilaian hasil karya siswa. Data kuantitatif menerangkan minat siswa dalam belajar, suasana kelas, dan aktifitas siswa yang dapat diperoleh dari lembar observasi mengenai aktifitas siswa baik secara individu maupun dalam kelompok. .

Sumber data dapat diperoleh dari guru, siswa, dan dokumen (foto).

  1. 6. Teknik Pengumpulan data

Data diperoleh dari lembar observasi yang berupa check list dan skala penilaian.

  1. 7. Teknik Analisis data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif dengan sistem peringkat untuk mengetahui peningkatan yang ada setelah dilakukan penelitian.

  1. 8. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan tercapai jika :

  1. Nilai yang diperoleh siswa dalam menulis deskripsi menunjukkan hasil baik pada lembar penilaian. Dengan demikian, setiap siswa dapat mencapai nilai 70 sebagai kriteria ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran Bahasa Indonesia aspek menulis untuk kelas II semester II SD NEGERI *********** tahun ajaran 2007/2008.
  2. Nilai aktivitas siswa selama pembelajaran menunjukkan hasil baik dengan tampaknya indikator-indikator dalam lembar pengamatan.
  3. Nilai keterampilan guru selama pembeajaran menunjukkan hasil baik dengan tampaknya indikator-indikator dalam lembar pengamatan keterampilan guru mengajar.

  1. I. JADWAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS
No Pelaksanaan penelitian Maret April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Proposal PTK ü ü ü ü ü ü ü ü ü






2. Siklus I

Perencanaan

Tindakan

Observasi

Refleksi











ü ü

ü

ü





3. Siklus II

Perencanaan

Tindakan

Observasi

Refleksi











ü ü

ü

ü





4. Siklus III

Perencanaan

Tindakan

Observasi

Refleksi











ü
ü

ü

ü




5. Pelaporan











ü ü ü ü

Keterangan:

  1. Pelaksanaan tindakan pada siklus I : 28-29 Mei 2008
  2. Pelaksanaan tindakan pada siklus II : 30-31 Mei 2008
  3. Pelaksanaan tindakan pada siklus III : 2-3 Juni 2008

  1. J. TIM PENELITIAN
    1. Nama :

NIM :

Jabatan :

Lokasi penelitian :

  1. Nama :

NIP :

Jabatan :

  1. Nama :

NIP :

Jabatan :

DAFTAR PUSTAKA

Alfianto, Achmad, 2006. Pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah, Metamorfosis Ulat menjadi Kepompong. Artikel Pendidikan Network, (Online), (http://re-researchengines.com, diakses 24 Oktober 2007).

Anagram, 2007. Pentingnya Bahasa dalam Kehidupan. (Online), (http://reinemarie.wordpress.com, diakses 27 April 2008).

Ani, Diah, 2007. Pembelajaran Pakem. Sebuah Perjalanan Menuju Perubahan. (Online), (http://mbeproject.net, diakses 15 Januari 2008).

Aqib, Zainal, 2006. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru. Bandung: Yrama Widya.

Artati. Y. Budi, 2004. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Klaten : Intan Pariwara.

Arya Yanti, Puji, 2007. Menumbuhkan Budaya Menulis pada Anak. (Online), (http://www.sabda.org, diakses 24 Februari 2008).

BSNP, 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SD/MI. Jakarta : Badan Standar Nasional Pendidikan.

Darsono, Max, 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press.

Depdikbud, 1994. Kurikulum SD GBPP Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud.

Depdiknas, 2007. Pembelajaran Aktif Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. (Online), (http://farhanzen.wordpress.com, diakses 15 Januari 2008).

Dikdasmen Diknas, 2002. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning (CTL)). Jakarta: Depdiknas.

Hamidi, Zolazlan, 2001. P&P Kontekstual Sains dan Tematik, (Online), (http://www.tutor.com.my, diakses 22 Nopember 2007).

Kusumah, Wijaya, 2007. Media Pembelajaran, (Online), (http://wijayalabs.blogspot.com, diakses 10 Maret 2008).

Mastur, Zaenuri, 2004. Model Pembelajaran Lingkungan, (Online), (http://www.suaramerdeka.com, diakses 6 Nopember 2007).

Pantow, Johana, dkk, 2002. Analisa kemampuan menulis Bahasa Inggris Mahasiswa FKIP-UT. (Online), (http://digilib.itb.ac.id, diakses 26 januari 2008).

PTK, 2008. Salah Satu Contoh PTK dalam Bidang Bahasa, (Online), (http://aflahchintya23.wordpress.com, diakses 10 Maret 2008)

Purwaningtyas, Sri, 2007. Pengaruh Pendekatan Kontekstual (CTL) Terhadap Keterampilan Menulis Deskripsi, (Online), (http://pasca.uns.ac.id, diakses 10 Maret 2008).

Purwanto, M. Ngalim, 1997. Metodologi Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Jakarta: Rosda Jayaputra.

Pustaka, Pepak, 2002. Aktivitas Menulis, (Online), (http://pepak.sabda.org, diakses 10 Maret 2008).

Sriwilujeng, Dyah, dkk, 2007. Pembelajaran Terpadu dengan Pendekatan Tematik. Malang: Erlangga.

Sukmana, 2004. Dinamika Proses Belajar. (Online), (http://www.pikiran-rakyat.com, diakses 15 Januari 2008).

Syahrudin, D, 2007. Penggunaan Media Gambar untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Prosa, (Online), (http://ind.sps.upi.edu, diakses 10 Maret 2008).

Umar, A. Rozaq, dkk. 2004. Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas 2 SD dan MI. Klaten : Sahabat.

Wijayanti, Ari, 2007. Pengajaran Bahasa Indonesia yang Efektif. Portal Dunia Guru, (Online), (http://lubisgrafura.wordpress.com, diakses 24 Oktober 2007).

Wikipedia Indonesia, 2006. Menulis. (Online), (http://id.wikipedia.org, diakses 15 Januari 2008).

No comments:

Post a Comment