Friday, August 21, 2009

PROSES SOSIALISASI DAN INTERAKSI SOSIAL

Cari Dollar


I. PENGERTIAN PROSES SOSIALISASI

Berger mendefinisikan sosialisasi sebagai a process by which a child learns to be participant member of society proses dimana seorang anak belajar menjadi anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat (Berger, 1978:116). Definisi ini disajikannya dalam suatau pokok bahasan berjudul society in man; dari sini tergambar pandangannya bahwa melalui sosialisasi masyarakat dimasukkan ke dalam manusia.

Menurut Berger dan menurut sejumlah tokoh sosiologi, yang diajarkan melalui sosialisasi ialah peran-peran. Oleh sebab itu teori sosialisasi sejumlah tokoh sosiologi merupakan teori mengenai peran (theory of role).


I. AGEN SOSIALISASI

Agen sosialisasi adalah pihak yang melaksanakan sosialisasi. Menurut Fuller dan Jacobs (1937:168-208) ada empat agen sosialisasi, yaitu:

1. Keluarga

Pada awal kehidupan manusia, agen sosialisasi terdiri atas orang tua dan saudara kandung, kakek, nenek, paman, bibi (extended family), tetangga, baby sitter, pekerja sosial, petugas penitipan anak (sama sekali bukan kerabat), pembantu rumah tangga. Peranan mereka menjadi sangat penting karena pada tahap inilah anak mulai mengenal segala sesuatu.

2. Teman bermain

Agen sosialisasi selanjutnya adalah teman bermain. Di sini seorang anak mempelajari berbagai kemampuan baru. Diantaranya mempelajari aturan yang mengatur peran orang yang kedudukannya sederajat dan belajar nila-nilai keadilan.

3. Sekolah

Robert Dreeben (1968) berpendapat bahwa yang dipelajari anak di sekolah -disamping membaca, menulis, berhitung- adalah aturan: kemandirian (independence), prestasi (achievement), universalisme (universialism), spesifitas (specifity).

4. Media massa

Media massa diidentifikasikan sebagai suatu agen sosial yang berpengaruh terhadap perilaku khalayaknya. Pesan-pesan yang ditayangkan melalui media-media elektronik dapat mengarahkan khalayak kea rah perilaku prososial atau anti sosial.


II. PENGERTIAN INTERAKSI SOSIAL

Gillin mendefinisikan interaksi sosial sebagai hubungan-hubungan sosial yang dinamis, yang menyangkut hubungan orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun orang perorangan dengan kelompok manusia. Apabila dua orang bertemu, interaksi sosial dimulai; pada saat itu mereka saling menegur, berjabat tangan, saling berbicara atau bahkan mungkin berkelahi. Aktivitas semacam itu merupakan bentuk-bentuk interaksi sosial.

Menurut Soerjono Soekanto, suatu interaksi sosial tidak akan terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat. Syarat tersebut adalah adanya kontak sosial dan adanya komunikasi.


III. FAKTOR TERJADINYA INTERAKSI SOSIAL

1. Faktor imitasi

Faktor ini memiliki peranan yang sangat penting dalam proses interaksi sosial. Salah satu segi positifnya adalah bahwa imitasi dapat mendorong seseorang untuk mematuhi nilai yang berlaku. Dampak buruknya, ketika yang ditiru adalah tindakan-tindakan menyimpang.

2. Faktor sugesti

Faktor sugesti berlangsung apabila seseorang memberi suatu pandangan atau sikap yang berasal dari dirinya yang kemudian diterima oleh pihak lain. Berlangsungnya sugesti dapat terjadi apabila pihak yang menerima dilanda emosinya, yang kemudian dapat menghambat daya berfikirnya.

3. Faktor identifikasi

Merupakan kecenderungan-kecenderungan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain. Identifikasi sifatnya lebih mendalam daripada imitasi, oleh karena kepribadian seseorang dapat terbentuk atas dasar sikap ini.

4. Faktor simpati

Merupakan proses di mana seseorang merasa tertarik pada pihak lain. Dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerja sama dengannya.


IV. BENTUK-BENTUK INTERAKSI SOSIAL

1. Kerja sama (co-operation) : dimaksudkan sebagai suatu kerja sama antara orang perorangan atau kelompok manusia, untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama.

2. Persaingan (competition) : suatu proses sosial di mana orang perseorangan atau kelompok bersaing untuk memperebutkan sesuatu yang jumlahnya terbatas.

3. Pertikaian (conflict) : adalah usaha menentang pihak lawan dalam mencapai tujuan.

4. Akomodasi (accomodation) : akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan, yaitu usaha-usaha untuk mencapai suatu kesetabilan.



1. Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi (Jakarta, Lembaga Penerbit FEUI, 2004) hlm. 21

2. Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta, CV Rajawali, 1986) hlm.51



No comments:

Post a Comment