Saturday, August 22, 2009

Cara Membuat Peta dan Membaca Peta

Cara Membuat dan Membaca Peta

Anda sudah tahu apa itu peta, komponen-komponen peta. Selanjutnya Anda akan mempelajari bagaimana cara membuat dan membaca peta. Pernahkah Anda membuat peta?

1.

Membuat Peta
Dalam pembuatan peta, ada beberapa prinsip pokok yang harus diperhatikan. Yang dimaksud pembuatan peta dalam modul ini bukan dalam pengertian pemetaan wilayah. Langkah-langkah prinsip pokok dalam pembuatan peta adalah:

a. menentukan daerah yang akan Anda petakan,
b. membuat peta dasar (base map) yaitu peta yang belum diberi simbol,
c. mencari dan mengklarifikasikan (menggolongkan) data sesuai dengan kebutuhan,
d. membuat simbol-simbol yang mewakili data,
e. menempatkan simbol pada peta dasar,
f. membuat legenda (keterangan), dan
g. melengkapi peta dengan tulisan (lettering) secara baik dan benar.
2.

Tata Cara Penulisan pada Peta
Untuk membuat tulisan (lettering) pada peta ada kesepakatan di antara para ahli (kartografer) yaitu sebagai berikut:

a.

Nama geografis ditulis dengan bahasa dan istilah yang digunakan penduduk setempat.

Contoh: Sungai ditulis Ci (Jawa Barat), Kreung (Aceh), Air (Sumatera Utara). Nama sungai ditulis searah dengan aliran sungai dan menggunakan huruf miring. (Lihat gambar 1.18)

b.

Nama jalan di tulis harus searah dengan aras jalan tersebut, dan ditulis dengan huruf cetak kecil. (lihat gambar 1.19).

Gambar 1.19.
Contoh penulisan jalan.

Gambar 1.20.
Contoh penulisan nama kota.
c.

Nama kota ditulis dengan 4 cara yaitu:
1) di bawah simbol kota
2) di atas simbol kota
3) di sebelah kanan simbol kota
4) di sebelah kiri simbol kota
(Lihat gambar 1.20)

3.

Memperbesar dan Memperkecil Peta
Setelah Anda memahami langkah-langkah dalam membuat peta, macam-macam simbol peta dan penggunaannya, sekarang kita pelajari bagaimana cara memperbesar dan memperkecil peta.

a.

Memperbesar Peta
Untuk memperbesar peta yang bisa Anda lakukan yaitu;

1)

Memperbesar grid (sistem kotak-kotak)
Langkah-langkah yang harus Anda lakukan adalah :

a) Buat grid pada peta yang akan diperbesar.
b) Buat grid yang lebih besar pada kertas yang akan digunakan untuk menggambar peta baru, pembesarannya sesuai dengan rencana pembesaran.
c) Memindahkan garis peta sesuai dengan peta dasar ke peta baru.
d) Mengubah skala, sesuai dengan rencana pembesaran.

Contoh:
Peta berskala 1 : 100.000 akan diperbesar 2 kali, maka skala menjadi 1 : 50.000. (Lihat gambar 1.21)

2) Fotocopy
Cara lain memperbesar peta adalah dengan cara fotocopy peta tersebut. Bila Anda ingin memperbesar peta gunakanlah mesin fotocopy yang dapat memperbesar peta. Dengan fotocopy, untuk peta yang menggunakan skala garis atau skala tongkat tidak ada masalah, karena panjang garis atau tongkat mengikuti perubahan. Peta dengan skala angka harus diubah dulu skalanya menjadi skala garis sebelum di fotocopy.

Contoh: Mengubah skala angka ke skala garis


3)

Menggunakan alat pantograf
Selain dengan memperbesar grid dan memfotocopy untuk memperbesar peta Anda dapat menggunakan alat pantograf. Pantograf adalah alat untuk memperbesar dan memperkecil peta.

b.

Memperkecil Peta
Bila Anda ingin memperkecil peta, caranya sama dengan memperbesar peta yaitu:

1) memperkecil peta
2) memfotocopy peta dengan mesin fotocopy yang dapat memperkecil peta
3) menggunakan pantograf Di bawah ini disajikan gambar sketsa dari pantograf

Di bawah ini disajikan gambar sketsa dari pantograf:

Sketsa alat pantograf. Pantograf dapat dipakai untuk memperbesar atau memperkecil skala peta.

Dengan menggunakan alat ini kita dapat mengubah ukuran peta sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Pada dasarnya, kerja pantograf berdasarkan jajaran genjang. Tiga dari empat sisi jajaranb genjang (a, b dan c) mempunyai skala faktor yang sama. Skala pada ketiga sisi tersebut dapat diubah-ubah sesuai dengan kebutuhan, yaitu memperbesar atau memperkecil peta.

Rumus yang digunakan:

Contoh: Suatu peta akan diperbesar 5 kali lipat.

Diketahui: m = 1 (besar peta yang asli) M = 5 (besar peta yang akan dibuat)

Maka skala faktor = 1/5 x 500 = 100

Setelah didapat besarnya skala faktor, lalu pantograf diatur sedemikian rupa sehingga masing-masing lengan pantograf mempunyai skala faktor sama dengan 100.

Caranya:
Peta yang akan diperbesar letakkan ditempat B dan kertas gambar kosong letakkan di tempat gambar A yang sudah dilengkapi pensil. Kemudian (dijiplak) gerakkan B mengikuti peta asal, melalui kaca pengamat.

Setelah mempelajari Memperbesar dan Memperkecil Peta, klik halaman ini dan kerjakanlah Latihan 4!

4.

Membaca Peta
Dalam membaca peta, Anda harus memahami dengan baik semua simbol atau informasi yang ada pada peta. Kalau Anda dapat membaca peta dengan baik dan benar, maka Anda akan memiliki gambaran mengenai keadaan wilayah yang ada dalam peta, walaupun belum pernah melihat atau mengenal medan (muka bumi) yang bersangkutan secara langsung. Ada beberapa hal perlu ketahui dalam membaca peta antara lain:

a. Isi peta dan tempat yang digambarkan, melalui judul.
b. Lokasi daerah, melalui letak garis lintang dan garis bujur.
c. Arah, melalui petunjuk arah (orientasi).
d. Jarak atau luas suatu tempat di lapangan, melalui skala peta.
e. Ketinggian tempat, melalui titik trianggulasi (ketinggian) atau melalui garis kontur.
f. Kemiringan lereng, melalui garis kontur dan jarak antara garis kontur yang berdekatan.
g. Sumber daya alam, melalui keterangan (legenda).
h. Kenampakan alam, misalnya relief, pegunungan/gunung, lembah/sungai, jaringan lalu lintas, persebaran kota. Kenampakan alam ini dapat diketahui melalui simbol-simbol peta dan keterangan peta.

Selanjutnya kita dapat menafsirkan peta yang kita baca, antara lain sebagai berikut:

a. Peta yang banyak gunung/pegunungan dan lembah/sungai, menunjukkan bahwa daerah itu berelief kasar.
b. Alur-alur yang lurus, menunjukkan bahwa daerah itu tinggi dan miring, jika alur sungai berbelok-belok (berbentuk meander), menunjukkan daerah itu relatif datar.
c. Pola (bentuk) pemukiman penduduk yang memusat dan melingkar, menunjukkan daerah itu kering (sulit air) tetapi di tempat-tempat tertentu terdapat sumber-sumber air.

Dengan membaca peta Anda akan dapat mengetahui:

a. Jarak lurus antar kota.
b. Keadaan alam suatu wilayah, misalnya suatu daerah sulit dilalui kendaraan karena daerahnya berawa-rawa.
c. Keadaan topografi (relief) suatu wilayah.
d. Keadaan penduduk suatu wilayah, misalnya kepadatan dan persebarannya.
e. Keadaan sosial budaya penduduk, misalnya mata pencaharian, persebaran sarana kota dan persebaran permukiman.

Sebelum melanjutkan materi berikutnya, silahkan kerjakan dahulu Latihan 5 agar Anda semakin memahami.

5.

Membuat Peta dengan Alat Bantu Sederhana
Proses penerapan pembuatan peta yang dilakukan secara sederhana meliputi pengukuran langsung dan pembuatan peta tematik secara sederhana.

Metode pembuatan peta dimulai dengan pemetaan daerah sempit, dan kemudian dilajutkan secara bertahap, hingga mencakup daerah yang luas. Alat yang digunakan adalah kompas megnetik dan pita ukur, yang panjangnya 50 meter dan dapat digulung. Pengukuran dilakukan dengan metode berantai (chain survey).

Berikut adalah hal yang perlu diperhatikan dalam metode pembuatan peta dengan alat bantu meteran dan kompas:

a. Unsur-unsur yang diukur adalah sudut arah (azimuth magnetik) dan jarak.
b. Tahap pengukuran dimulai dari daerah yang sempit kemudian diteruskan secara bertahap sampai mencakup daerah luas.
c. Sudut arah (azimuth magnetis) diukur dengan menggunakan alat kompas magnetik. Jarak dapat diukur dengan menggunakan pita ukur dari logam tipis yang dapat digulung, misalnya pita ukur sepanjang 50 meter.
d. Pengukuran jarak dan arah (azimuth magnetis) dilakukan pada garis ukur pokok atau segment garis.

Anda sudah tahu apa itu peta, komponen-komponen peta. Selanjutnya Anda akan mempelajari bagaimana cara membuat dan membaca peta. Pernahkah Anda membuat peta?

1.

Membuat Peta
Dalam pembuatan peta, ada beberapa prinsip pokok yang harus diperhatikan. Yang dimaksud pembuatan peta dalam modul ini bukan dalam pengertian pemetaan wilayah. Langkah-langkah prinsip pokok dalam pembuatan peta adalah:

a. menentukan daerah yang akan Anda petakan,
b. membuat peta dasar (base map) yaitu peta yang belum diberi simbol,
c. mencari dan mengklarifikasikan (menggolongkan) data sesuai dengan kebutuhan,
d. membuat simbol-simbol yang mewakili data,
e. menempatkan simbol pada peta dasar,
f. membuat legenda (keterangan), dan
g. melengkapi peta dengan tulisan (lettering) secara baik dan benar.
2.

Tata Cara Penulisan pada Peta
Untuk membuat tulisan (lettering) pada peta ada kesepakatan di antara para ahli (kartografer) yaitu sebagai berikut:

a.

Nama geografis ditulis dengan bahasa dan istilah yang digunakan penduduk setempat.

Contoh: Sungai ditulis Ci (Jawa Barat), Kreung (Aceh), Air (Sumatera Utara). Nama sungai ditulis searah dengan aliran sungai dan menggunakan huruf miring. (Lihat gambar 1.18)

b.

Nama jalan di tulis harus searah dengan aras jalan tersebut, dan ditulis dengan huruf cetak kecil. (lihat gambar 1.19).

Gambar 1.19.
Contoh penulisan jalan.

Gambar 1.20.
Contoh penulisan nama kota.
c.

Nama kota ditulis dengan 4 cara yaitu:
1) di bawah simbol kota
2) di atas simbol kota
3) di sebelah kanan simbol kota
4) di sebelah kiri simbol kota
(Lihat gambar 1.20)

3.

Memperbesar dan Memperkecil Peta
Setelah Anda memahami langkah-langkah dalam membuat peta, macam-macam simbol peta dan penggunaannya, sekarang kita pelajari bagaimana cara memperbesar dan memperkecil peta.

a.

Memperbesar Peta
Untuk memperbesar peta yang bisa Anda lakukan yaitu;

1)

Memperbesar grid (sistem kotak-kotak)
Langkah-langkah yang harus Anda lakukan adalah :

a) Buat grid pada peta yang akan diperbesar.
b) Buat grid yang lebih besar pada kertas yang akan digunakan untuk menggambar peta baru, pembesarannya sesuai dengan rencana pembesaran.
c) Memindahkan garis peta sesuai dengan peta dasar ke peta baru.
d) Mengubah skala, sesuai dengan rencana pembesaran.

Contoh:
Peta berskala 1 : 100.000 akan diperbesar 2 kali, maka skala menjadi 1 : 50.000. (Lihat gambar 1.21)

2) Fotocopy
Cara lain memperbesar peta adalah dengan cara fotocopy peta tersebut. Bila Anda ingin memperbesar peta gunakanlah mesin fotocopy yang dapat memperbesar peta. Dengan fotocopy, untuk peta yang menggunakan skala garis atau skala tongkat tidak ada masalah, karena panjang garis atau tongkat mengikuti perubahan. Peta dengan skala angka harus diubah dulu skalanya menjadi skala garis sebelum di fotocopy.

Contoh: Mengubah skala angka ke skala garis


3)

Menggunakan alat pantograf
Selain dengan memperbesar grid dan memfotocopy untuk memperbesar peta Anda dapat menggunakan alat pantograf. Pantograf adalah alat untuk memperbesar dan memperkecil peta.

b.

Memperkecil Peta
Bila Anda ingin memperkecil peta, caranya sama dengan memperbesar peta yaitu:

1) memperkecil peta
2) memfotocopy peta dengan mesin fotocopy yang dapat memperkecil peta
3) menggunakan pantograf Di bawah ini disajikan gambar sketsa dari pantograf

Di bawah ini disajikan gambar sketsa dari pantograf:

Sketsa alat pantograf. Pantograf dapat dipakai untuk memperbesar atau memperkecil skala peta.

Dengan menggunakan alat ini kita dapat mengubah ukuran peta sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Pada dasarnya, kerja pantograf berdasarkan jajaran genjang. Tiga dari empat sisi jajaranb genjang (a, b dan c) mempunyai skala faktor yang sama. Skala pada ketiga sisi tersebut dapat diubah-ubah sesuai dengan kebutuhan, yaitu memperbesar atau memperkecil peta.

Rumus yang digunakan:

Contoh: Suatu peta akan diperbesar 5 kali lipat.

Diketahui: m = 1 (besar peta yang asli) M = 5 (besar peta yang akan dibuat)

Maka skala faktor = 1/5 x 500 = 100

Setelah didapat besarnya skala faktor, lalu pantograf diatur sedemikian rupa sehingga masing-masing lengan pantograf mempunyai skala faktor sama dengan 100.

Caranya:
Peta yang akan diperbesar letakkan ditempat B dan kertas gambar kosong letakkan di tempat gambar A yang sudah dilengkapi pensil. Kemudian (dijiplak) gerakkan B mengikuti peta asal, melalui kaca pengamat.

Setelah mempelajari Memperbesar dan Memperkecil Peta, klik halaman ini dan kerjakanlah Latihan 4!

4.

Membaca Peta
Dalam membaca peta, Anda harus memahami dengan baik semua simbol atau informasi yang ada pada peta. Kalau Anda dapat membaca peta dengan baik dan benar, maka Anda akan memiliki gambaran mengenai keadaan wilayah yang ada dalam peta, walaupun belum pernah melihat atau mengenal medan (muka bumi) yang bersangkutan secara langsung. Ada beberapa hal perlu ketahui dalam membaca peta antara lain:

a. Isi peta dan tempat yang digambarkan, melalui judul.
b. Lokasi daerah, melalui letak garis lintang dan garis bujur.
c. Arah, melalui petunjuk arah (orientasi).
d. Jarak atau luas suatu tempat di lapangan, melalui skala peta.
e. Ketinggian tempat, melalui titik trianggulasi (ketinggian) atau melalui garis kontur.
f. Kemiringan lereng, melalui garis kontur dan jarak antara garis kontur yang berdekatan.
g. Sumber daya alam, melalui keterangan (legenda).
h. Kenampakan alam, misalnya relief, pegunungan/gunung, lembah/sungai, jaringan lalu lintas, persebaran kota. Kenampakan alam ini dapat diketahui melalui simbol-simbol peta dan keterangan peta.

Selanjutnya kita dapat menafsirkan peta yang kita baca, antara lain sebagai berikut:

a. Peta yang banyak gunung/pegunungan dan lembah/sungai, menunjukkan bahwa daerah itu berelief kasar.
b. Alur-alur yang lurus, menunjukkan bahwa daerah itu tinggi dan miring, jika alur sungai berbelok-belok (berbentuk meander), menunjukkan daerah itu relatif datar.
c. Pola (bentuk) pemukiman penduduk yang memusat dan melingkar, menunjukkan daerah itu kering (sulit air) tetapi di tempat-tempat tertentu terdapat sumber-sumber air.

Dengan membaca peta Anda akan dapat mengetahui:

a. Jarak lurus antar kota.
b. Keadaan alam suatu wilayah, misalnya suatu daerah sulit dilalui kendaraan karena daerahnya berawa-rawa.
c. Keadaan topografi (relief) suatu wilayah.
d. Keadaan penduduk suatu wilayah, misalnya kepadatan dan persebarannya.
e. Keadaan sosial budaya penduduk, misalnya mata pencaharian, persebaran sarana kota dan persebaran permukiman.

Sebelum melanjutkan materi berikutnya, silahkan kerjakan dahulu Latihan 5 agar Anda semakin memahami.


5.

Membuat Peta dengan Alat Bantu Sederhana
Proses penerapan pembuatan peta yang dilakukan secara sederhana meliputi pengukuran langsung dan pembuatan peta tematik secara sederhana.

Metode pembuatan peta dimulai dengan pemetaan daerah sempit, dan kemudian dilajutkan secara bertahap, hingga mencakup daerah yang luas. Alat yang digunakan adalah kompas megnetik dan pita ukur, yang panjangnya 50 meter dan dapat digulung. Pengukuran dilakukan dengan metode berantai (chain survey).

Berikut adalah hal yang perlu diperhatikan dalam metode pembuatan peta dengan alat bantu meteran dan kompas:

a. Unsur-unsur yang diukur adalah sudut arah (azimuth magnetik) dan jarak.
b. Tahap pengukuran dimulai dari daerah yang sempit kemudian diteruskan secara bertahap sampai mencakup daerah luas.
c. Sudut arah (azimuth magnetis) diukur dengan menggunakan alat kompas magnetik. Jarak dapat diukur dengan menggunakan pita ukur dari logam tipis yang dapat digulung, misalnya pita ukur sepanjang 50 meter.
d. Pengukuran jarak dan arah (azimuth magnetis) dilakukan pada garis ukur pokok atau segment garis.

No comments:

Post a Comment